Jakarta, Kompas -
Untuk tahap awal ini, satu tiket elektronik hanya berlaku untuk satu kali perjalanan.
Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa, Rabu (13/2), mengatakan, tiket elektronik ini secara bertahap akan menggantikan tiket kertas.
”Di tahap awal, penumpang masih harus antre di loket dan menyebutkan tujuan perjalanan, jenis kereta, dan jumlah tiket yang ingin dibeli. Petugas memasukkan data pemesanan, diikuti dengan penyerahan kartu tiket, baik dari mesin maupun secara manual,” kata Eva.
Kartu tiket ini sekaligus menjadi alat untuk membuka pintu masuk ke peron. Di stasiun tujuan, penumpang juga harus memasukkan kartu tiket ke mesin sebelum meninggalkan stasiun.
Kartu penumpang ini juga sekaligus bisa memberikan data jumlah penumpang yang turun di setiap stasiun tujuan. Selama ini, menurut Eva, tidak ada data penumpang yang akan turun di setiap stasiun. ”Di masa datang, kami juga akan memberlakukan tiket dengan model kartu yang berisi saldo tertentu. Saldo ini terpotong ketika pengguna menggunakan KRL,” kata Eva.
Peralatan pendukung tiket elektronik ini sudah disiapkan di 24 stasiun yang ada, di antaranya Bogor-Jakarta Kota. Selain membutuhkan kesiapan peralatan, petugas loket juga akan dipersiapkan menghadapi peralihan sistem ini.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Tri Handoyo mengatakan, tiket elektronik KRL diharapkan bisa mendukung rencana pemerintah untuk mewujudkan program integrasi antarmoda dan sistem pembayaran elektronik.