Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Layang Bulak Kapal Segera Dibangun

Kompas.com - 28/02/2013, 09:56 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Kementerian Pekerjaan Umum segera membangun jembatan layang di simpang empat Bulak Kapal, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Dana pembangunan tahap awal diperkirakan Rp 20 miliar dari total kebutuhan konstruksi lebih dari Rp 100 miliar.  

Sekretaris Kota Bekasi Rayendra Sukarmadji, Kamis (28/2/2013), menegaskan, pembangunan jembatan layang bertujuan mengatasi kemacetan di simpang empat Bulak Kapal. Untuk proyek itu, Pemerintah Kota Bekasi dibebankan menanggung biaya Rp 45 miliar guna membebaskan 3,5 hektare lahan. Beban biaya dipenuhi bertahap.  

Secara bertahap, tahun ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi mengalokasikan Rp 5 miliar sebagai dana awal pembebasan lahan. Dana itu untuk pembebasan lahan 1.000 meter persegi di Jalan Juanda dan Jalan Moeljadi Djojomartono. Kedua jalan itu bertemu di simpang empat Bulak Kapal.  

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman menambahkan, jembatan layang akan dibangun untuk menghubungkan Jalan Moeljadi Djojomartono (selatan) dengan Jalan Pahlawan (utara). Di antara kedua jalan itu terdapat perlintasan kereta api sebidang. Jalan Pahlawan berada di samping Taman Makam Pahlawan Bekasi.  

Supandi mengatakan, kemacetan di Bulak Kapal akibat volume kendaraan pribadi dan angkutan umum yang melintas. Kawasan ini adalah perlintasan kendaraan dari Kota Bekasi ke Kabupaten Bekasi (Jalan Bekasi-Karawang) dan sebaliknya. Selain itu, juga untuk melintas dari Bekasi Timur bagian utara dan Bekasi Utara menuju Kabupaten Bekasi atau Jakarta melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek.  

"Ketika ada kereta api melintas, kepadatan menjadi kemacetan. Perlintasan itu juga rawan kecelakaan," kata Supandi. Simpang empat Bulak Kapal juga merupakan salah satu lokasi terminal bayangan. Potensi jumlah penumpang cukup banyak. Sopir bus, angkot, bahkan taksi suka berhenti mencari penumpang meskipun kondisi itu mengakibatkan kemacetan.  

Ketua DPRD Kota Bekasi Andi Zabidi mendukung pembangunan jalan layang di Bulak Kapal. Ia mengingatkan, proyek itu sudah diusulkan sejak 2009, tetapi terkendala pembebasan lahan. Pemerintah diingatkan untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar pembangunan tidak tertunda lagi.

Ketua Organda Bekasi Indra Hermawan mengatakan, pembangunan prasarana baru termasuk jembatan layang Bulak Kapal diperlukan setidaknya untuk mengatasi kemacetan dan terminal bayangan. Terminal bayangan muncul karena daya tampung terminal induk dan subinduk di Kayuringin, Pondok Gede, dan Sumber Artha tidak lagi memadai. "Malah lebih sering jadi tempat parkir kendaraan pribadi. Bagaimana angkutan umum bisa masuk terminal?" keluh Indra.

Gerbang tol  

Pemerintah Kota Bekasi meminta pembangunan gerbang tol baru di dekat M-Gold Tower dan Grand Metropolitan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Pintu baru dibangun sekitar 300 meter dari GT Bekasi Barat. Pembangunan pintu baru untuk membantu mengurai kepadatan lalu lintas yang melewati GT Bekasi Barat.  

Usul pembangunan pintu baru itu kini dalam tahap kajian detail engineering development (DED). Jika kajian disetujui, pembangunan bisa dilaksanakan. Pengembang proyek Grand Metropolitan dikabarkan bersedia memberikan lahan seluas 2.000 meter persegi.  

Sejauh ini, belum ada kepastian tentang beban biaya pembangunan. Nilai konstruksi juga belum bisa dipastikan. Skema pembiayaan apakah ditanggung oleh pemerintah dan pengembang atau salah satu pihak belum dibicarakan lebih jauh. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com