Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Basuki Ketika Ayahnya Bangkrut

Kompas.com - 06/03/2013, 16:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat bertemu dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan kisah keluarganya yang bangkrut. Sementara ibunya sakit.

Saat itu, kata Basuki, dia barus lulus dan masuk kerja. Dia harus menanggung utang karena usaha ayahnya bangkrut. Sementara ibunya harus dirawat di rumah sakit. Dengan kondisi yang tak punya uang, mereka bingung ibunya harus dirawat di kelas apa.

"Kami putuskan untuk masuk ke kelas VIP, tapi mengutang ke perusahaan," kata Basuki di Gedung PB IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2013).

Menurut Basuki, sah-sah saja warga miskin ingin menikmati kelas VIP. Asal, kata dia, warga itu bisa membayarnya dan tidak boleh terlihat memiliki mobil dan motor.

"Mau lihat rumah saya. Rumah saya paling besar di kampung saya. Tapi, saya enggak punya cash karena bapak saya bangkrut. Saya punya aset mungkin bisa saja jual tanah. Jadi, ini konsep saya. Kalau Anda masuk kelas 3, dari puskesmas naik ke kelas 3, berarti Anda butuh kami bantu," kata Basuki.

Basuki pun mengaku mengetahui saat ini program KJS banyak disusupi calo. Para calo ini menawarkan fasilitas KJS kepada pasien-pasien yang terbilang mampu menginap di kelas 3 atau kelas 2.

"Sekarang info calo ini, orang di kelas 1 ditawarkan mau tidak Anda pakai KJS? Kalau Anda mau, kami urus. Lebih pintarnya lagi, dia lihat kelas 3-nya RSUD penuh. Kalau penuh, kata Pak Gubernur kan kalau penuh boleh pakai kelas 2 dan kelas 1. Jadi, tidak ada rujukan," kata dia.

Apabila ada pasien yang ingin dirawat menjadi perawatan di ruang rawat kelas 2 dan kelas 1 dan tidak dilengkapi dengan surat rujukan, Basuki mengimbau kepada para dokter agar tidak takut untuk meminta biaya penuh dari pasien itu.

"Pokoknya jangan takut, Pak. Orang Jakarta sekarang pintar-pintar. Kita masukkan ke rumah susun sekalipun, kalau kami tidak tegas, kami akan lebih kejam lagi sebenarnya. Kami prinsipnya sederhana saja, kalau orang mampu tidak mungkin masuk di kelas 3 dan mau berobat pintu masuknya dari puskesmas. Bagaimana kalau bapak punya mobil mau masuk kelas 3? Berarti, bapak kurang uang artinya," ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com