Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang, Judi, dan Narkoba, di Kronologi Mutilasi Ancol

Kompas.com - 16/03/2013, 05:25 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Alanshia (32) mengaku membunuh dan kemudian memotong-motong tubuh Tonny Arifin Djomin (45) karena sakit hati. Penyewa Ruko Aston Marina Nomor 26 D Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, ini mengatakan, Tonny kerap berkata kasar setiap kali menagih utang. Berikut adalah kronologi pengungkapan dan kejadian berdasarkan pengakuan sementara tersangka.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno mengatakan, pengungkapan kasus berawal dari diterimanya laporan Melina Suparmi di Polsek Penjaringan, Rabu (13/3/2013) pagi. Istri Tonny ini melaporkan suaminya tak kunjung pulang sejak meninggalkan rumah pada Senin (11/3/2013) sekitar pukul 09.00 WIB. "Istri korban mengetahui sang suami akan menagih utang," kata Putut di Mapolda Metro Jaya, Jumat (15/3/2013) petang.

Tonny mendatangi ruko milik Alanshia, Senin (11/3/2013) sekitar pukul 20.00 WIB. Meski datang untuk menagih utang, Tonny sempat mengonsumsi sabu-sabu bersama Alanshia, sambil berbincang di lantai tiga ruko tersebut. Namun, setengah jam kemudian, terjadi cekcok mulut di antara keduanya. "Tersangka mengaku sakit hati karena ada kata-kata korban yang menyinggung," tutur Putut. Dalam keterangan awalnya, Alanshia mengaku punya utang Rp 200 juta pada Tonny gara-gara kalah judi bola.

Dari cekcok berujung ke jeratan tali

Ternyata cekcok terus berlanjut. Tonny menyerang Alanshia menggunakan cutter, sementara Alanshia balas memukul dengan segala benda di sekitarnya. Tonny tewas setelah dijerat menggunakan tali. Sekitar pukul 21.00 WIB, sesudah Tonny tewas, dua teman Alanshia berinisial S dan A datang ke ruko. Kedatangan keduanya terekam kamera CCTV. Mereka ada di dalam ruko selama sekitar 30 menit. 

Menurut pengakuan Alanshia, saat dua temannya datang, tubuh tak bernyawa Tonny dia sembunyikan di belakang gorden. Pemotongan tubuh Tonny baru dilakukan pada tengah malam. Pemotongan dilakukan di kamar mandi lantai tiga, menggunakan gergaji besi, gergaji kayu, dan cutter.

Putut mengatakan, Alanshia juga diduga berusaha membakar potongan kepala Tonny menggunakan las listrik. Tujuannya, menghilangkan identitas korban. Namun, langkah itu gagal. "Kemudian potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam koper, dua kardus, dan lima kantong plastik," kata Putut.

Satu koper dan dua kardus berisi potongan mayat disembunyikan di antara tumpukan karton di gudang lantai satu ruko, sedangkan lima kantong plastik disembunyikan di plafon gudang tersebut.

Sesudah itu, Alanshia menghubungi sopirnya untuk melihat situasi di luar ruko, lalu dia langsung menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk terbang ke Surabaya, Jawa Timur.

Penemuan mayat

Mobil Tonny adalah petunjuk pertama. Dua teman Tonny, Ciahui dan Donna, Selasa (15/3/2013) sekitar pukul 15.00 WIB, melihat mobil Tonny parkir di sekitar Apartemen Aston Marina, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Keduanya meminta petugas keamanan untuk memeriksa ke ruko Alanshia. "Karena korban sempat memberi tahu (ke istrinya) akan bertemu seseorang bernama A," tutur Putut. Namun, mereka melihat ruko tampak kosong.

Rabu (13/3/2013), sekitar pukul 19.30 WIB, istri dan teman Tonny kembali mendatangi ruko Alanshia dengan ditemani petugas keamanan setempat. Saat itulah, mereka melihat ada jejak darah. Petugas dari Polsek Penjaringan yang dihubungi istri korban mendatangi lokasi bersama petugas dari Polsek Pademangan.

Maka, ditemukanlah potongan tubuh di dalam tas, kardus, dan kantong plastik begitu polisi dan petugas keamanan memasuki ruko. Selain menemukan potongan tubuh yang tersebar di dalam gudang dan plafon ruangan itu, polisi juga mendapatkan jejak ceceran darah dari tangga lantai satu hingga lantai tiga, berujung di ruang kerja Alanshia.

Putut mengatakan, berdasarkan hasil otopsi singkat pada tubuh korban, dipastikan korban merupakan suami dari wanita yang melaporkan suaminya hilang sejak pergi menagih utang ke tempat Alanshia. "Terdapat tato gambar kecil tidak jelas pada bagian jempol dan telunjuk tangan kiri, dan tato kuda laut di betis kanan, serta gigi depan palsu yang diakui oleh keluarga sebagai ciri dari Tonny," ucap Putut.

Tertangkap karena ribut

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com