Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Mutilasi di Tol Cikampek Sempat Dikira Daging Babi

Kompas.com - 20/03/2013, 15:01 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi pembuangan potongan jasad Darna Sri Astuti (32) di Tol Cikampek oleh Benget Situmorang (36) dan Tini (39) sempat tepergok pengguna jalan yang lain. Namun, saksi tak menyangka potongan daging tersebut adalah potongan tubuh manusia.

"Saya lihat ada yang buang daging dari angkot. Saya lihat warnanya putih, makanya saya pikir daging babi," ujar Juhadi (31), warga Tangerang, Banten, kepada wartawan, Rabu (20/3/2013).

Juhadi bersama rekannya, Yusuf Efendi (35), adalah dua saksi yang melihat aksi Benget dan Tini membuang satu per satu potongan jasad di Tol Cikampek, Selasa (5/3/2013) pagi. Kala itu, Juhadi dan Yusuf hendak pergi bekerja dengan menumpang bus angkutan karyawan.

Juhadi melanjutkan, setelah melihat pembuangan potongan daging itu, ia memberitahukan kepada Yusuf. Yusuf-lah yang kemudian mencatat nomor polisi serta ciri-ciri khusus angkutan kota warna merah yang dikemudikan Benget.

Yusuf mengaku memang biasa mencatat jika ia menemukan sesuatu yang janggal di perjalanan. Juhadi yang menumpang angkutan karyawan perusahaannya mengaku sempat memberi tahu sopir angkot, yang tak lain adalah Benget, bahwa ada barang-barangnya yang jatuh. Namun, teguran Juhadi dan Yusuf sama sekali tak dihiraukannya. Benget masih menyuruh Tini membuang jasad.

"Kami masih enggak sadar sampai kami sudah di kantor. Melihat berita di internet baru ngeh kalau itu korban mutilasi," ujar Juhadi.

Yusuf melanjutkan, ia dan Juhadi pun langsung melakukan koordinasi dengan pimpinan di kantor. Melalui perangkat keamanan di perusahaannya, keduanya diarahkan melapor ke Kepolisian Sektor Makasar. Mereka kemudian melanjutkan ke proses penyelidikan selanjutnya.

"Besoknya, anggota Polsek Makasar datang ke kantor memeriksa kami dari pukul 16.00 sampai pukul 21.00. Eh, ternyata pukul 20.00 sudah tertangkap, bagus deh," ujar Yusuf.

Meski memiliki andil besar dalam terungkapnya kasus pembunuhan sadis tersebut, Yusuf dan Juhadi mengaku biasa-biasa saja. Menurut dia, sudah semestinya masyarakat melaporkan fakta terkait gangguan keamanan di lingkungan. Dengan demikian, penegak hukum pun dapat melakukan langkah antisipasi agar situasi aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com