Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Minta Jatah Air Murah Jadi Gratis

Kompas.com - 27/03/2013, 00:18 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap jatah air murah untuk warga miskin dapat segera dihapuskan dan diganti dengan sambungan gratis dengan biaya Rp 10.000 per bulan dengan air 10 meter kubik. Menurut dia, operator air minum harus dapat memformulasikan bagaimana cara warga bisa membayar air murah.

Saat ini, kata Basuki, Pemprov DKI sedang berupaya untuk meningkatkan komitmen dengan menyediakan air baku dan air minum secara kualitas, kuantitas, dan kontinuitas sebagai salah satu prioritas dalam sektor pelayanan publik.

"Jakarta sebagai Ibu Kota dituntut untuk mampu menyediakan infrastruktur kepada seluruh lapisan masyarakat, salah satunya dengan pelayanan air minum dan pengelolaan air limbah," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Menurut dia, banyak penyebab yang membuat Jakarta mengalami krisis air baku, mulai dari minimnya operator yang melayani di bidang air minum hingga pencurian air. Selain itu, pengelolaan air limbah juga masih minim, hanya 2 persen di bawah negara Asia lainnya.

Operator yang melayani di bidang air minum, kata Basuki, masih sangat rendah, yaitu sekitar 57 persen, termasuk 14 persen untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Sementara praktik pencurian air (pipa bocor atau kerusakan) sangat banyak, termasuk juga pencurian resmi.

Menurut Basuki, banyak warga tidak mampu yang menjual kembali jatah air mereka untuk meraup keuntungan.

"Tapi yang berpenghasilan rendah kalau diberikan kesempatan, justru digunakan untuk mencuri dan juga menjual air. Ini janjinya Palyja dan Aetra yang tidak pernah dipenuhi juga," kata Basuki.

Basuki mengimbau kepada para operator air minum agar menyiasati distribusi air kepada warga miskin. Langkah itu misalnya dengan tidak menaikkan harga, tetapi juga dididik untuk tidak melakukan pemborosan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com