Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL AC Dinilai Masih Terlalu Mahal

Kompas.com - 27/03/2013, 17:57 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana PT KAI untuk menghapuskan kereta api listrik ekonomi per 1 April 2013 menuai banyak protes dari berbagai pihak. Salah satunya dari penumpang selaku pengguna jasa kereta ekonomi tersebut.

Menurut mereka, biaya KRL AC masih terlalu mahal. Alasan penumpang menolak penghapusan KRL ekonomi karena biaya KRL AC akan memperberat beban biaya transportasi sehari-hari dari dan ke tempat kerja atau ke tujuan lainnya.

Bila dilihat saat ini biaya KRL ekonomi saat ini ialah Rp 2.000 sehingga apabila beralih ke KRL AC, para penumpang harus menambahkan biaya perjalanan mereka menjadi Rp 8.500 untuk sekali jalan.

"Sederhana. Kenapa kami menolak, karena biayanya KRL AC terlalu mahal bagi kami. Seharusnya PT KAI memikirkan mana yang mampu dan mana yang tidak," kata Tari, perwakilan dari persatuan penumpang dan pengguna jasa angkutan KRL ekonomi jalur lintas Bekasi - Jakarta Kota, ketika ditemui di Gedung LBH Jakarta, Rabu (27/3/2013).

Tari mengatakan seharusnya PT KAI tidak perlu sampai menghapus KRL ekonomi karena masih banyak yang memerlukan jasa kereta tersebut. Menurutnya, PT KAI lebih tepat jika menaikan tarif KRL ekonomi, tetapi kenaikan tarif tersebut harus disosialisasikan terlebih dahulu.

Tari menambahkan, tarif yang terjangkau bagi para penumpang yaitu antara Rp 3.500 sampai Rp 5.000.

"Bayangkan, Seorang pelajar yang masih menadah tangan ke orang tua, harus membayar karcis sama seperti orang yang sudah mapan," ujarnya.

Rencananya PT KAI akan menghapus KRL ekonomi mulai 1 April 2013 karena dinilai, saat ini KRL ekonomi sudah sepi penumpangnya dan tiap tahun selalu ada penurunan untuk angka penumpang yang menaiki KRL ekonomi.

Selain itu, KRL ekonomi juga dinilai sudah tidak layak untuk beroperasi. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya kereta yang mogok ataupun rusak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com