Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Grogol Tak Cocok untuk Bus AKAP

Kompas.com - 29/03/2013, 20:57 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terminal Grogol tidak cocok melayani bus antarkota antarprovinsi (AKAP) seperti yang diharapkan oleh pedagang-pedagang di sekitar terminal. Pasalnya, lokasi yang sempit dan berada tepat di pinggir jalan besar dapat membuat kemacetan yang panjang.

"Kalau untuk melayani bus antarkota antarprovinsi, terminal Grogol kurang tepat karena lokasinya sempit. Lagipula sekarang kan sudah ada Transjakarta yang berintegrasi ke terminal besar," kata Tri Tjahjono, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/3/2013).

Tri mengungkapkan, penumpang yang menggunakan bus AKAP cenderung memiliki waktu yang lebih banyak. Mereka bisa memanfaatkan Transjakarta untuk menjangkau terminal yang menyediakan bus AKAP seperti Pulo Gadung atau Kalideres.

Lanjut Tri, kalau Kopaja dan bus lain sudah memasuki jalur busway semua, pengadaan terminal bisa semakin dikurangi.

Pengurangan jumlah terminal ini juga dilakukan untuk mengurangi macet di sekitar terminal karena angkutan yang menarik penumpang di pinggir jalan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, kata Tri, pemerintah harus berkaca kembali pada sistem transportasi tahun 1980-an. Saat itu, bus hanya berhenti di halte-halte yang telah disediakan oleh pemerintah. Sedangkan saat ini, hanya halte busway yang masih berfungsi sebagai tempat pemberhentian bus.

Tri mengatakan, untuk memanfaatkan lahan di terminal Grogol, ada baiknya pemerintah membuat super shelter yang mengintegrasikan bus-bus untuk daerah regional seperti daerah Jabodetabek. Daerah tersebut memiliki pergerakan penumpang yang sangat aktif karena banyak warga luar Jakarta yang bekerja di Jakarta atau sebaliknya.

Sebelumnya, penjual tiket AKAP di terminal Grogol meminta pemerintah mengembalikan lagi fungsi terminal supaya bisa dilintasi oleh bus antarkota. Mereka juga bersedia jika terminal tersebut hanya sebagai tempat perlintasan bus supaya tidak menimbulkan kemacetan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com