Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Perlu Berkali-kali Dengarkan Kerabat Mbah Priok

Kompas.com - 29/03/2013, 22:18 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku masih akan melakukan komunikasi yang panjang dan lama terkait pembebasan lahan makam Mbah Priok di Jalan TPU Dobo, Kelurahan Koja, Jakarta Utara.

Ditemui di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jokowi mengakui akan bertemu pihak ulama atau kerabat sebelum melaksanakan pembebasan lahan itu.

"Mungkin mau kita putuskan setelah bertemu ulama dan kerabat keluarga," kata Jokowi, Jumat (29/3/2013).

Mantan Wali Kota Surakarta itu mengakui kalau mediasi itu tidak hanya akan dilakukan dalam satu kali pertemuan. Perlu komunikasi berulang kali dan bertahap agar dapat ditemukan pemecahan masalah yang terbaik dan tidak merugikan salah satu pihak.

Ia juga menjamin tak akan ada upaya penggusuran makam karena yang akan dilakukan hanya sebatas mengembalikan lahan di sekitar makam menjadi akses jalan masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kita ke sana baru tiga kali, nanti kalau sudah keempat atau keenam kali bertemu, kita putuskan apakah makamnya akan direhab atau memang keluarga memberikan peluang untuk dipindahkan," kata Jokowi.

Seperti diberitakan, makam Mbah Priok terkena proyek pembangunan akses tol Tanjung Priok. Jokowi memastikan dia bakal menggunakan cara-cara persuasif untuk memberi pengertian kepada ahli waris lahan dan warga setempat.

Ia menyadari isu pembebasan lahan makam itu sensitif sehingga rentan menimbulkan friksi, bahkan bentrok fisik dengan warga.

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono menjelaskan, pembebasan lahan area makam Mbah Priok telah difasilitasi. Nantinya, luas wilayah makam itu akan diperkecil untuk memperlebar akses jalan yang menopang sibuknya Pelabuhan Tanjung Priok. Pasalnya, pintu masuk dan keluar akses Tol Tanjung Priok akan berada persis di area makam Mbah Priok.

"Ini sengketa dengan Pelindo. Nanti tetap ada masjidnya, ada tempat untuk ziarahnya, tapi area makamnya sedikit menyempit untuk menopang sibuknya aktivitas di pelabuhan," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com