Jokowi Khawatir jika Dia Sidak UN

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tak ingin melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan ujian nasional (UN). Dia khawatir kegiatan sidak akan mengganggu konsentrasi siswa, dan lebih memilih mendukung semua peserta untuk menghadapi UN dengan jujur.

"Ya, tadi saya enggak ke lapangan, nanti malah ganggu yang ujian. Tapi saya monitor terus, alhamdulillah sampai sekarang enggak ada masalah," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (15/4/2013).

Mantan Wali Kota Surakarta ini menegaskan, yang terpenting dari gelaran UN adalah mendidik siswa untuk jujur dan percaya diri dengan kemampuannya. Atas dasar itu, Jokowi enggan mematok hasil pada UN kali ini.

Selain itu, menurut Jokowi, UN baik untuk digunakan sebagai pemeta kualifikasi pendidikan nasional. Meski demikian, di sisi lain dia merasa riskan bila UN tetap dijadikan tolok ukur kelulusan, bahkan barometer kecerdasan siswa.

"Yang paling penting UN dikerjakan dengan jujur. Dikerjakanlah, kalau saya datang ke sebuah tempat (sekolah) nanti malah ganggu," ujarnya.

Di seluruh wilayah DKI, ada 127.000 peserta UN yang berasal dari 1.079 sekolah di lima wilayah Ibu Kota, yaitu 499 SMA dan 580 SMK. Pada tahun lalu tingkat kelulusan untuk SMA/MA mencapai 99,65 persen atau sebanyak 54.276 siswa dinyatakan lulus dari jumlah peserta sebanyak 54.466 siswa.

Adapun tingkat kelulusan SMK mencapai 99,92 persen atau sebanyak 64.936 siswa dinyatakan lulus dari jumlah peserta sebanyak 64.986 siswa.