Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Penertiban PKL Ricuh karena Solusi Belum Siap

Kompas.com - 18/04/2013, 14:41 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak terkejut jika upaya penertiban pedagang kaki lima (PKL) masih diwarnai kericuhan. Pasalnya, upaya penertiban belum diimbangi dengan penyediaan lahan pengganti sebagai solusi permanen.

Jokowi mengambil contoh penertiban pedagang di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penertiban pedagang di wilayah itu bukan menjadi tanggung jawabnya karena menjadi wewenang PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Selama ini saya sampaikan, penertiban ini bukan dari kami, sudah disampaikan juga ke Satpol PP," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis (18/4/2013).

jokoei berpendapat, upaya penertiban PKL memerlukan waktu dan tak bisa dilakukan secara singkat. Dalam upaya itu perlu dibuka ruang dialog dan perumusan solusi permanennya. Pemerintah Provinsi DKI tengah mencari puluhan lahan kosong untuk dijadikan kantong-kantong PKL. Cara serupa (kantong PKL) sempat juga disampaikan kepada PT KAI, tetapi belum ada komitmen nyata dari pihak PT KAI.

"Kalau hanya gusur-gusur, nanti (PKL) lari ke sana-sini. Kami minta disiapkan dulu lahannya (kantong PKL), baru ditertibkan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, terjadi aksi saling dorong antara petugas Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) dan para pedagang di Stasiun Pasar Minggu, Kamis. Aksi saling dorong itu terjadi lantaran para pedagang yang akan dibongkar kiosnya memilih bertahan. Mereka menolak kios yang sudah puluhan tahun menjadi tempat mencari nafkah dibongkar oleh Polsuska.

Pembongkaran sekitar 20 kios itu dilakukan oleh ratusan petugas Polsuska Stasiun Pasar Minggu. Selain itu, tampak juga sejumlah anggota polisi dan TNI yang berjaga-jaga di sekitar lokasi pembongkaran. Namun, mereka hanya mengawasi jalanannya pembongkaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com