Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Sambil Main Ponsel Saat Periksa Anna

Kompas.com - 23/04/2013, 20:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pandapotan Manurung (41) menuding pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, tidak profesional menangani sang istri, Anna Marlina Simanungkalit (38). Kematian Anna pun dianggapnya merupakan buah dari ketidakprofesionalan tenaga medis rumah sakit.

Pria yang biasa disapa Potan itu mengatakan, bentuk ketidakprofesionalan tenaga medis rumah sakit terjadi pertama kali saat istrinya mendapat perawatan pada 20 Februari 2013. Saat itu, Anna mengeluh ada benjolan di leher dan merasakan sakit. Ia pun langsung ditangani dokter ahli bedah onkologi, Dokter Budi Harapan Siregar. "Dia menjamah leher istri saya yang ada benjolan. Dia nyuruh menelan ludah, dia bilang sakit enggak. Istri saya bilang ya. Dia bilang harus dioperasi. Tapi itu dilakukan sambil mainin ponselnya," ujar Potan kepada wartawan, Selasa (23/4/2013).

Potan mengaku sempat merasa kecewa dengan dokter Budi. Namun, ia enggan untuk memprotes perilaku sang dokter. Potan mengaku enggan jika dikatakan sebagai pasien yang rewel terhadap penanganan medis. Terlebih, Potan takut jika protes yang dilayangkannya akan berpengaruh pada penanganan dokter terhadap sang istri.

Potan melanjutkan, bentuk ketidakprofesionalan lain yang dilakukan dokter Budi adalah pada saat menjelang ajal sang istri, yakni pada 23 Maret 2013. Saat itu, Dokter Budi datang mengganti perban di leher Anna seusai dua kali operasi sebelumnya. Beberapa waktu setelahnya, Anna tiba-tiba menggigil dan suhu tubuhnya tinggi. "Tapi dokter itu malah pergi meninggalkan istri saya. Saya teriak, kok dokter malah pergi meninggalkan pasien yang sedang gawat. Baru dia datang lagi ke ruangan dan menelepon seseorang, istri saya dipindah ke ICU," ujarnya.

Setelah sampai di ICU, dokter meminta izin kepada Potan tentang dua hal. Pertama, izin untuk memasang alat bantu pernapasan melalui mulut. Kedua, memindahkan selang supply obat dari dada kiri ke dada kanan karena terlepas. Pukul 12.50 WIB, Potan mendapat kabar duka. Anna mengembuskan napas terakhirnya.

Potan kecewa terhadap RSUP Persahabatan. Terlebih, di antara ketidakprofesionalan yang dirasakan, Potan menduga adanya dugaan malapraktik dokter rumah sakit. Hal itu dilihat dari kesalahan diagnosis dokter terhadap istrinya yang semula mengatakan hanya pembengkakan tiroid menjadi saluran makan sobek, dan terakhir berubah lagi menjadi kanker ganas di leher Anna.

"Kami sudah melaporkan itu ke Polda Metro Jaya, Senin (23/4/2013) kemarin. Semoga dapat ditindaklanjuti," harapnya.

Sementara RSUP Persahabatan melalui Kepala Humasnya, Magdalena, mengatakan, pihaknya telah mengetahui laporan yang dilakukan Potan terhadap salah satu dokternya. Namun, pihak rumah sakit masih melakukan pertemuan antar-direksi dan akan menyampaikan klarifikasinya pada Rabu (24/4/2013) pukul 10.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com