Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Operasi di Lokasi Siswi Tertembus Proyektil

Kompas.com - 03/05/2013, 19:19 WIB
Madina Nusrat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa siswi SMP berinisial SR (15) yang betis kirinya tertembus proyektil, diduga disebabkan peluru yang dilepaskan seorang anggota polisi yang sedang melaksanakan operasi geng motor.

Namun dugaan itu dibantah Kepala Polsek Metro Gambir, Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsa. Saat dihubungi, Jumat (3/5/2013) siang, Tatan mengatakan bahwa saat peristiwa SR tertembus proyektil di SPBU Jalan Cideng, pada 10 Maret dini hari, anggotanya sedang menjalankan operasi geng motor di kawasan Jalan Suryopratomo.

"Anggota kami saat itu sedang konsentrasi di di Jalan Suryopratomo, bukan di SPBU itu," katanya.

Tatan mengakui, anggotanya memang kerap melaksanakan razia geng motor di wilayahnya, karena aktivitas merekasering kali menutup jalan dan mengganggu jalan. Dalam sepekan, razia itu bisa dilaksanakan setiap hari.

Namun saat SR tertembus proyektil, menurut Tatan bukan disebabkan oleh letusan pistol dari anggotanya. "Anggota kami tak ada yang operasi di SPBU itu," katanya.

Sementara menanggapi pengakuan ibu SR, Endang (33), yang memperoleh uang Rp 4.450.000 dari Kepala Polsek Metro Gambir, Tatan mengaku, itu sebagai wujud simpati saja.

"Ibu itu kan datang nangis-nangis melaporkan peristiwa yang dialami anaknya. Saya secara spontan memberikan uang itu kepada ibu tersebut, sebagai simpati saja," kata Tatan.

Tatan juga menyanggah kalau sampai saat ini tak ada saksi yang diperiksa. Pihaknya telah meminta keterangan dari sejumlah saksi di SPBU dan warga sekitar. "Proses pemeriksaan kasus ini tetap berjalan, masih dalam penyelidikan," jelasnya.

Sementara itu, akibat tertembus proyektil, betis kiri SR hingga saat ini masih digips dan dibalut perban, sehingga belum bisa berjalan dengan normal. SR mengaku, saat peristiwa itu terjadi dia baru pulang bersama teman-temannya dari main futsal makan di kawasan Jakarta Pusat, dengan menumpangi empat sepeda motor.

Dalam perjalanan pulang ke Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mereka mampir ke SPBU di Jalan Cideng untuk isi bensin. Di SPBU itu SR mengalami peristiwa betis kirinya tertembus proyektil dari peluru, yang dilepaskan seorang pria yang diduga anggota polisi. Pria itu datang bersama dua pria lain dengan menumpang dua mobil minibus, untuk membubarkan para remaja bermotor yang bergerombol di SPBU itu.

Ayah korban, Muhamad Istiadi (38), sangat berharap agar kasus ini dapat segera terungkap. Sebab akibat proyektil yang menembus betis kiri anaknya diperkirakan kaki kiri anaknya itu tidak bisa berkembang normal. Apalagi di betis kiri SR masih tersisa serpihan proyektil yang belum bisa diangkat.

"Kata dokter yang menangani anak saya, peluangnya 50-50, tapi dokter itu tak menjelaskan peluang seperti apa. Saya hanya menangkap bakal ada gangguan dengan masih bersarangnya serpihan proyektil itu di kaki anak saya," katanya.

Karena itu, kata Istiadi, pihaknya sangat berharap peristiwa yang dialami anaknya itu bisa terungkap pelakunya. Sebab jika 10 sampai 15 tahun mendatang terjadi gangguan pada kaki anaknya, dia bisa menuntut jaminan kepada pelaku. "Siapa yang mau jamin seperti ini. Kami saja sudah kehabisan dana untuk operasi pengangkatan proyektil pada kaki anak kami," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com