Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Diduga Terlibat Perbudakan

Kompas.com - 05/05/2013, 05:48 WIB

Jakarta, kompas - Kasus perbudakan terhadap 34 buruh pabrik pengolahan limbah metal di Lebak Wangi, Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, diduga melibatkan aparat. Diduga ada tiga aparat yang ikut mengamankan pabrik penghasil perkakas berbahan aluminium (wajan dan kuali) tersebut. Hal ini diketahui setelah berita acara pemeriksaan para buruh selesai.

”Informasinya diketahui belakangan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Tangerang Kabupaten Komisaris Shinto Silitonga, Sabtu (4/5).

Praktik perbudakan ini terungkap setelah dua buruh pabrik itu kabur ke Lampung dan melapor ke polisi di Lampung pada 28 April 2013. Laporan itu ditindaklanjuti Polda Lampung dan Polda Metro Jaya.

Saat penggerebekan, di pabrik ditemukan 34 buruh dalam kondisi sakit kulit dan napas, kurang istirahat, kurang makan, bahkan ada yang disekap di dua lokasi. Buruh asal Lampung, Jawa Barat, dan Banten itu juga tidak diberi gaji beberapa bulan.

Dalam rekonstruksi terungkap bahwa buruh itu pernah dipukuli, dijambak, dibenturkan ke dinding, disiram air panas, dan sakit tidak diobati. Mereka takut kabur akibat ancaman petugas keamanan. Buruh pernah diancam dengan tembakan di dekat kaki.

Menurut Shinto, saat para korban diperiksa, tidak terungkap bahwa ada aparat yang mengamankan pabrik. Buruh hanya menceritakan perlakuan kasar dan penganiayaan yang dilakukan pemilik perusahaan berinisial YI (48) dan empat mandor berinisial TS (35), Sdm (34), Jya (34), dan Ndn (25).

Kelima orang tersebut kini sudah ditahan dan menjadi tersangka perampas kemerdekaan dan penganiayaan, sesuai Pasal 333 dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 8 tahun penjara.

Polisi masih memburu tiga orang lagi yang diyakini terlibat dan diduga sebagai aparat. ”Ada yang masih buron,” kata Shinto.

Shinto mengatakan, keterlibatan aparat itu akan diselidiki. Ia akan menanyai penduduk sekitar pabrik. Jika aparat itu sering datang ke pabrik, apalagi berseragam, dia yakin ada penduduk yang melihat.

Yati Andriyani dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) juga membenarkan adanya dugaan keterlibatan aparat dalam pengamanan dan intimidasi buruh. ”Kemarin saat diperiksa tidak bicara. Mungkin masih takut dan tegang,” katanya.

Menurut Yati, aparat yang diduga terlibat tidak hanya berasal dari satu instansi. (RTS/BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com