Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok Sombong... Dia Beli Pakai Duit dari Mana?"

Kompas.com - 06/05/2013, 19:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Masyarakat Peduli MRT Rudi Daniel menilai pernyataan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang siap membeli properti warga yang menolak pembangunan jalur layang MRT, sebagai pernyataan yang tidak bijaksana dan cenderung angkuh sebagai seorang pemimpin.

"Ahok sangat-sangat sombong dan arogan. (Pengamat kebijakan publik) Adrianof Chaniago saja bilang gaya komunikasi Ahok sangat arogan. Dia beli pakai duit dari mana? Kalau dia ngomong begitu, berarti dia spekulan dong. Kalau Direktur Agung Podomoro ngomong gitu, wajar," kata Rudi saat dihubungi, Senin (6/5/2013) petang.

Rudi kembali menegaskan bahwa penolakan warga atas pembangunan jalur layang MRT bukan soal materi dan ganti rugi, melainkan lebih pada soal penghidupan dan mata pencaharian warga yang khawatir bila jalur layang itu mematikan usaha mereka. Ini bukan hanya para pelaku usaha makro, melainkan juga mikro. Selain itu, pembangunan MRT juga melukai warga yang tempat usahanya ataupun kediamannya merupakan warisan pemberian orangtua.

"Gimana perasaan Anda ketika rumah pemberian dari orangtua setengahnya dihancurkan?" ujar Rudi.

Siang tadi Basuki menyatakan ingin membeli properti warga yang menolak pembangunan MRT. Menurut Basuki, penolakan pembangunan jalur layang MRT hanya merupakan wujud dari sikap ketakutan sejumlah warga jika nantinya harga jual propertinya akan turun akibat terlalu berdekatan dengan jalur layang MRT. Menurutnya, proyek MRT justru akan menaikkan nilai properti di tempat-tempat yang dilewatinya. Jika warga takut nilai propertinya akan turut, maka ia berkeinginan untuk membeli properti warga itu ketika harganya masih tinggi sehingga tidak merugikan warga.

Pembangunan tahap pertama MRT dilakukan sepanjang Lebak Bulus di Jakarta Selatan hingga Bundaran Hotel Indonesia (Bundaran HI), Jakarta Pusat. Proyek ini terdiri dari dua jenis konstruksi, yakni jalur bawah tanah (underground) dari Bundaran HI hingga Jalan Sisingamangaraja, dan jalur layang (elevated) mulai dari Jalan Sisingamangaraja hingga Lebak Bulus. Sebagian warga menolak pembangunan jalur layang karena dianggap merusak tatanan kota dan menggusur lahan usaha atau permukiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com