Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Balita Tewas Dianiaya Ibu Tiri

Kompas.com - 07/05/2013, 15:39 WIB
Madina Nusrat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Widiastuti (5) tewas setelah mengalami pendarahan dari telinga pada Selasa (7/5/2013) dini hari.

Diduga anak balita ini dianiaya ibu tiri, Susanti alias Novi (29). Menurut kakek korban, Untung Jayadi (56), korban tewas di tengah perjalanan ke RS Karya Bhakti di Bogor, Jawa Barat.

"Dalam perjalanan ke Bogor, di dalam pangkuan saya, tiba-tiba cucu saya jatuh lemas. Saat itu dia meninggal dunia," katanya.

Sebelum dibawa ke Bogor, kata Untung, korban sempat diperiksakan ke dua klinik 24 jam di daerah Depok.

Sempat dilarikan pula ke RSUD Cikaret di Cibinong dan klinik Rumah Sehat Terpadu Dhuafa di Parung karena korban terus mengalami pendarahan di telinga.

Menurut Untung, pertama kali cucunya ditemukan terkulai lemas di kamar oleh ayahnya Aa Supriyadi (28) pada Senin sore.

Saat diperiksa, ditemukan memar pada mata kiri dan benjolan di kepala bagian belakang korban. Kasus ini terungkap setelah Untung mendesak Susanti untuk mengungkapkan kejadian yang sesungguhnya.

Kepada Untung, Susanti mengaku telah mendorong Widiastuti hingga kepala bocah mungil itu membentur dinding dan menampar wajah bocah itu.

"Susanti mengaku cucu saya terjatuh di kamar mandi, sementara Susanti juga sedang sakit kepala. Dengan alasan sakit itu, Susanti mendorong cucu saya," kata Untung.

Menurut Supriyadi, dia baru berumah tangga dengan Susanti selama satu tahun. Selama tujuh bulan ini, mereka tinggal mengontrak rumah di kawasan Jatijajar, Cimanggis, Depok, bersama Widiastuti.

"Selama ini, saya mengenal pribadi Susanti cukup baik. Cuma saya memang pernah melihat dia memukul pantat anak saya satu kali dan langsung saya tegur," katanya.

Baik Untung maupun Supriyadi tak bersedia berdamai atas kasus ini dengan Susanti. Untung pun menyerahkan Susanti ke Polres Kota Depok untuk diperiksa.

Untuk memperkuat pemeriksaan, Untung juga meminta otopsi pada tubuh cucunya itu untuk pemeriksaan kepolisian.

"Saya mau pemeriksaan yang lengkap supaya tidak ada keraguan dalam pemeriksaan di kepolisian," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com