Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Curhat Masalah Waduk Pluit ke Menteri Lingkungan Ceko

Kompas.com - 15/05/2013, 20:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama petang ini menerima Menteri Lingkungan Hidup Ceko Tomas Chalupa. Dalam kesempatan itu, Basuki sempat menceritakan perihal permasalahan di Waduk Pluit kepada Tomas.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya meminta warga yang menempati lahan milik pemerintah di Waduk Pluit untuk meninggalkan kawasan itu. Pemprov DKI menawarkan rumah susun sebagai tempat baru untuk hunian warga yang selama ini tinggal di Waduk Pluit. Namun, sebagian warga menolak tawaran itu.

"Mereka sudah kami sediakan rumah, meja, TV, kulkas, kasur di rusun, tapi kami dibilang melanggar HAM sama mereka (warga). Padahal, itu tanah negara yang mereka tempati," kata Basuki dalam pertemuan tersebut di Balaikota Jakarta, Rabu (15/5/2013).

Mendengar itu, Tomas menuturkan bahwa ia juga pernah mengalami hal serupa. Permasalahan ini, kata Tomas, terkait dengan kepatuhan warga pada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kepada Basuki, Tomas menanyakan apakah warga yang tinggal di hunian ilegal itu juga mendapat fasilitas listrik.

"Itulah makanya orang-orang yang sudah saya temui, seperti Ahok dan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, mereka punya jiwa kepemimpinan yang kuat dan punya visi. Jadi, mereka juga seharusnya patuh pada peraturan," kata Tomas.

Basuki menjelaskan bahwa Jakarta memiliki 13 sungai besar dan semuanya kurang dirawat. Ia mengaku malu karena setiap hujan turun selalu terjadi banjir. Rumah ilegal di sepanjang Sungai Ciliwung dan Waduk Pluit yang menjadi daerah resapan air pun digunakan untuk mendirikan 8.000 rumah liar.

Oleh karena itu, ia sangat menyambut baik niat Pemerintah Ceko untuk membantu mengatasi penanganan limbah di Jakarta. Pria yang akrab disapa Ahok itu memaparkan, dulu, Sungai Ciliwung merupakan sungai yang indah. Namun, kini sungai itu berubah menjadi kotor karena bantarannya dihuni rumah-rumah ilegal. Hal itu diperburuk dengan kebiasaan warga yang masih membuang sampah ke dalam sungai.

"Sebanyak 6.000 ton sampah per hari dihasilkan oleh penduduk Jakarta. Oleh karena itu, kami meminta Ceko untuk membantu Jakarta agar mampu mendapatkan air baku," kata Basuki.

Mendengar itu, Tomas mengaku kaget dengan tingginya jumlah sampah yang dihasilkan di Jakarta dan minimnya penanganan di Jakarta. Ia menuturkan, warga Ceko menggunakan energi dari sampah untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, Tomas menjelaskan bahwa Praha, Ibu Kota Ceko, pernah mengalami hal yang sama dengan Jakarta. Penanganan sampah dan banjir di sana pun membutuhkan waktu yang lama.

"Butuh masterplan yang bagus. Namun, yang paling penting adalah bagaimana melibatkan dan meyakinkan warga untuk mengubah kebiasaan. Saya melihat pemerintah Jakarta sekarang memiliki jiwa kepemimpinan kuat," ujar Tomas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com