Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Warga Waduk Pluit: Enak Tinggal di Rusun Marunda

Kompas.com - 16/05/2013, 19:12 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga yang sebelumnya tinggal di bantaran Waduk Pluit, Muara Baru, mengaku senang setelah pindah ke Rusun Marunda. Di sana, mereka mengaku hidup tenang, jauh dari kebisingan.

Taufik Ramli, penghuni Klaster B, Blok 3, mengaku lebih nyaman tinggal di rusun tersebut ketimbang saat tinggal di RT 18 RW 19 Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Enak di sini, tidak ada debu, tenang, dan anak-anak banyak teman bermainnya," kata pria yang telah dikaruniai seorang putra ini, Kamis (16/5/2013).

Senada dengan Taufik, Juanita juga berpendapat sama. Walaupun lebih jauh dari tempat ia bekerja, tinggal di Rusun Marunda, menurutnya, lebih enak karena jauh dari kebisingan dan ancaman banjir. Wanita yang tinggal di Blok 1, Klaster B, ini bekerja di salah satu perusahaan kargo di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Untuk pergi ke tempat ia bekerja, Juanita menggunakan speed boat yang telah disediakan oleh Gubernur DKI sebagai sarana transportasi warga Rusun Marunda, tanpa dipungut biaya.

"Saya juga enggak ngerti kenapa banyak yang enggak mau pindah. Padahal, di sini nggak kena banjir dan enggak ada intimidasi," kata Juanita.

Menurut Yosep, pengelola Rusun Marunda, warga Muara Baru mulai menghuni rumah susun ini sejak Januari 2013 ketika banjir besar melanda Ibu Kota. Sekitar 80 persen, mereka menjadi penghuni Klaster B.

Untuk biaya sewa unit rumah susun, mereka dikenakan biaya sebesar Rp 128.000 sampai Rp 159.000. Mereka dikenakan biaya sewa program karena merupakan korban bencana alam.

"Yang pindahan dari Muara Baru, semuanya ditempatkan di Klaster B. Mereka menempati delapan dari sebelas blok yang ada di klaster ini," kata Yosep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com