Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Bentrok, Mahasiswa Mengaku Anak Jenderal Pukul Wartawan

Kompas.com - 23/05/2013, 03:28 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berawal dari unjuk rasa, oknum mahasiswa Trisakti yang tengah berdemo di depan Istana Merdeka memukuli seorang wartawan Sindo TV yang sedang meliput. Diduga, oknum mahasiswa tersebut merupakan anggota keluarga jenderal.

Aksi pemukulan terjadi ketika ada gesekan antarmahasiswa yang berdemo di Jalan Medan Merdeka Utara, Rabu (22/5/2013) sore. Melihat gesekan tersebut, wartawan Sindo TV, Sukron langsung mengambil gambar keributan.

Melihat pertengkarannya diliput oleh awak media, oknum mahasiswa yang tidak terima langsung mengejar Sukron. Awak media lainnya sempat berusaha untuk mencegah, tetapi wartawan yang kalah jumlah memilih untuk mundur.

Tak pelak Sukron menjadi bulan-bulanan oknum mahasiswa Trisakti. Dari data yang dihimpun Kompas.com sebelum memukuli korban, oknum mahasiswa tersebut sempat berteriak bahwa dia adalah seorang anak dari brigadir jenderal.

Akibat pemukulan itu, Sukron mendapatkan luka di mata kirinya. Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol membenarkan adanya pemukulan yang dilakukan oleh oknum mahasiswa Trisakti terhadap awak media.

Akan tetapi, Yoyol mengaku tidak mengetahui secara persis kronologi kejadian itu. "Tadi ada rekan media yang kena pukul, mahasiswa ada juga yang kena pukul. Makanya, dua-duanya kita suruh buat laporan di Polda," ujarnya saat dihubungi, Rabu (22/5/2013).

Saat ditanya tentang adanya pemukul wartawan yang mengaku anak jenderal, Yoyol mengatakan tetap akan memproses kasus tersebut jika sudah ada laporan. Sampai saat ini Polres Metro Jakarta Pusat belum mendapatkan laporan pemukulan tersebut. "Kami belum tahu dia (mahasiswa Trisakti) anak jenderal atau bukan. Belum kami cek datanya. Tapi walaupun anak jenderal, tidak akan kami bedakan, tetap akan kami tindak," janji Yoyol.

Demonstrasi itu sendiri dilakukan oleh ratusan mahasiswa Trisakti di depan Istana Merdeka. Mereka menuntut Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengusut tuntas kasus penembakan empat mahasiswa Trisakti di dalam kampusnya pada Mei 1998. Mahasiswa membubarkan diri sekitar pukul 19.30 WIB dengan menggunakan bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com