Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Ada Puskesmas yang Lantainya Lebih Jorok dari Halte Bus

Kompas.com - 10/06/2013, 14:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Basuki Tjahaja Purnama memiliki alasan mengapa Pemprov DKI mengusulkan pelaksanaan seleksi terbuka atau lelang jabatan kepala puskesmas. Menurutnya, seleksi terbuka kepala puskesmas ialah untuk meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas kepada masyarakat.

Selain itu, perbaikan sistem kepala puskesmas, kata dia, juga untuk dapat membenahi seluruh puskesmas, mulai dari kebersihan gedung hingga cara antrean para pasien.

"Supaya kita dapat pelayanannya yang baik dan meningkat. Contoh sekarang, ada puskesmas yang lantainya lebih jorok dari halte bus," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta itu di Balaikota Jakarta, Senin (9/6/2013).

Begitu pula cara penanganan pasien, menurut Basuki, perawat di puskesmas harus dapat memastikan pasien ditangani oleh dokter puskesmas dengan ketersediaan alat kesehatan yang ada. Basuki mengatakan, ketika di lapangan, tak jarang ia menemukan pasien yang telah mengantre cukup lama, kemudian saat tiba gilirannya untuk diperiksa, ternyata dokternya tidak mampu mengobati karena keterbatasan alat.

"Pasien dirujuk ke rumah sakit dan itu harus mengantre lagi. Makanya, kita mau buatkan online dengan RS rujukan. Waktu mau rujuk, yang daftar antrean itu puskesmas, jadi pas datang, pasien sudah punya nomor antrean," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.

Basuki menegaskan, Pemprov DKI membutuhkan kepala puskesmas yang mengerti seluruh permasalahan di dalam puskesmas dan menemukan solusi bagi para pasien, khususnya pasien pengguna Kartu Jakarta Sehat (KJS). Misalnya saja, ambulans dan obat-obatan yang harus tersedia di setiap puskesmas kelurahan.

Pemprov DKI juga akan mengusulkan program seleksi terbuka kepala puskesmas dalam penyusunan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) di APBD-P DKI 2013. Biasanya, pembahasan APBD-P dimulai Juni atau Juli untuk kemudian disahkan sekitar bulan Agustus atau September.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com