Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JIExpo Klaim Hampir Separuh PRJ untuk UKM

Kompas.com - 15/06/2013, 22:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Marketing PT Jakarta International Expo Ralph Scheunemann mengatakan, penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair 2013 tidak mengabaikan keterlibatan usaha kecil dan menengah. Ia mengklaim bahwa 45 persen area PRJ digunakan untuk promosi produk UKM.

Untuk menunjukkan keseriusan PT JIExpo terhadap pelaku UKM, Ralph mengajak wartawan dari berbagai media massa untuk melihat secara langsung penyelenggaraan Jakarta Fair pada Jumat (14/6/2013) malam. Ia mengatakan, PT JIExpo menyediakan tempat seluas 14.000 meter persegi untuk menampung UKM.

Bak seorang pemandu wisata, Ralph membimbing para wartawan berkeliling Jakarta Fair. Area yang dikunjungi pertama kali adalah Hall D3, yang sepenuhnya berisi stan UKM. "Di sini, Anda semua bisa buktikan kalau di hall ini full dengan UKM," kata Ralph.

Saat Kompas.com masuk bersama beberapa wartawan media lain, berbagai UKM yang datang dari seluruh kota di Indonesia menjual produk kreativitas mereka. Ada yang berjualan boneka dengan segala pakaian tradisionalnya, alat-alat rumah tangga, dompet, sepatu, tas, kaus, parfum, hingga alat fitness. Para pedagang pun saling beradu menawarkan barang dagangan mereka.

Setelah mengelilingi Hall D3, rombongan media dipandu melewati lorong Gambir Expo. Berbeda dari lokasi sebelumnya yang terisi oleh UKM, di lorong ini, berbagai produk ternama diperdagangkan, seperti Levi's, Nike, League, Baleno, Samuel & Kevin, dan pameran mobil. Uniknya, di tengah-tengah merek-merek ternama tersebut, ada sebuah tenda besar pedagang Factory Outlet Bandung.

Ralph kemudian mengajak rombongan wartawan menuju arena permainan keluarga. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Korean Lantern Park. Untuk dapat menikmati keindahan lentera dan berfoto di dalam arena tersebut, pengunjung harus merogoh kocek lagi dan membayar Rp 15.000 pada hari kerja dan Rp 20.000 pada akhir pekan. Dengan tarif itu, Anda dapat berkeliling dan berfoto di setiap area yang dipenuhi dengan lentera khas Korea tersebut.

Setelah puas mengambil gambar di Korean Lantern Park, tiba gilirannya di rumah hantu atau arena misteri kerajaan hantu. Berbeda dari Korea Lantern Park yang didominasi oleh anak kecil, rumah hantu ini mayoritas diminati oleh para remaja. Di rumah hantu tersebut terdapat tiga wahana, yakni wahana Shambala Kingdom lantai 1, Shambala Kingdom lantai 2, dan simulator mobil hantu. Dengan membayar Rp 25.000 (Senin-Kamis), Rp 30.000 (Jumat-Minggu, dan VIP seharga dua kali lipat harga tiket, pengunjung dapat menikmati salah satu dari tiga wahana tersebut.

Terdapat pula permainan anak-anak ala pasar malam, seperti komedi putar, perahu, kereta, bianglala, kora-kora, dan atraksi motor gila. Untuk dapat menikmati salah satu permainan, Anda harus kembali merogoh dompet dan mengeluarkan uang Rp 20.000 untuk tiap permainan.

Setelah berpuas menguji adrenalin di rumah hantu, Ralph kini mengajak wartawan untuk kembali melihat UKM yang ditampung oleh PT JIExpo di Jakarta Fair. Lokasi selanjutnya adalah Hall C1, C3, B2, dan B3. Keempat hall tersebut dipenuhi produk kreativitas dari seluruh kota di Indonesia. Stan pemerintah Provinsi DKI terletak di ujung hall dan didominasi dengan warna oranye. Beberapa dinas, instansi pemerintah, dan BUMD Jakarta mendirikan stan di area tersebut dan memperkenalkan program-program unggulan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Target transaksi kita tahun ini Rp 4,5 triliun. Dari Rp 4,5 triliun, bisa kita katakan bahwa sekitar Rp 700-900 miliar itu kontribusi dari UKM. Jadi, memang perpaduan swasta dan UKM memang harus tetap dijalankan. Seperti tadi putar-putar, Anda semua bisa melihat ada penggabungan pedagang kecil, swasta, dan UKM secara bersama-sama," kata Ralph seraya menutup perjalanan berkeliling Jakarta Fair.

Penyelenggaraan Jakarta Fair sempat disorot oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama karena dianggap kurang mengakomodir usaha kecil. Dengan ongkos sewa yang mahal dan biaya masuk yang tinggi, acara ini dinilai kurang cocok bagi pengusaha kecil maupun pengunjung berkemampuan finansial rendah.

Untuk mengatasi hal itu, Jokowi dan Basuki menggagas diadakannya pesta rakyat yang dapat mengakomodir warga kurang mampu dan usaha mikro, kecil, dan menengah. Cikal bakal pesta rakyat itu dilakukan melalui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com