Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Portal "Busway" Dipasang, Separator Rendah Diterobos

Kompas.com - 24/06/2013, 09:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjagaan busway dengan memberi portal di pintu masuk jalur bus transjakarta di perempatan tidak akan efektif bila separator masih rendah. Seperti itulah yang terjadi di jalur busway di Jalan Gatot Subroto arah Semanggi.

Pengamatan Kompas.com di perempatan Tugu Pancoran, Senin (24/6/2013), di busway Jalan Gatot Subroto mengarah ke Semanggi, terdapat portal yang dijaga dua orang petugas di pintu masuknya. Cara ini lumayan ampuh menghalau kendaraan non-bus Transjakarta Terintegrasi agar tidak masuk ke busway.

Namun, cara yang ampuh itu hanya efektif di pintu masuk perempatan saja. Sebab, ketika telah berada di ruas Jalan Gatot Subroto arah Semanggi, tepatnya di depan SME Tower, kendaraan-kendaraan non-Transjakarta Terintegrasi dapat leluasa menerobos ke jalur bus khusus tersebut.

Tak ayal hal ini mengakibatkan perjalanan bus-bus transjakarta tersendat. Separator yang rendah menjadi penyebab terjadinya hal tersebut.

Reza, salah seorang petugas transjakarta yang menjaga portal di perempatan Pancoran membenarkan hal tersebut. Menurutnya, apa yang dia kerjakan seperti sia-sia dan membuang tenaga.

"Buat apa dijaga kalau di sana juga motor mobil ini pada masuk juga, capek-capekin aja. Mestinya semua separator udah kayak di Mampang (separator tinggi)," keluhnya saat ditemui pada Senin pagi.

Jika dicermati, tinggi separator busway di Jalan Gatot Subroto tergolong rendah, yakni hanya sekitar 20 centimeter. Hal ini mengakibatkan kendaraan non-Transjakarta Terintegrasi seperti mobil pribadi, sepeda motor, dan bus-bus kota reguler leluasa melewati separator.

Jalur yang tidak steril selama ini telah menjadi masalah akut dalam layanan bus Transjakarta Terintegrasi. Jalur tidak steril menyebabkan jarak kedatangan antar bus menjadi tersendat yang pada akhirnya, penumpang yang menunggu di halte mengalami penumpukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com