Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ringkus Komplotan Pembobol ATM dengan Tusuk Gigi

Kompas.com - 24/06/2013, 17:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri mengungkap kawanan pembobol anjungan tunai mandiri (ATM) dengan modus mengganjal mulut ATM dengan korek api atau tusuk gigi.

Kepala Sub Direktorat Perbankan, Tindak Pidana Ekonomi, dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Komisaris Besar Joko Purbo Hadijoyo menuturkan, pengungkapan tersebut diawali dengan laporan seorang korbannya ke Bareskrim Polri pada 11 Juni 2013. Komplotan ini sudah beraksi di 13 lokasi di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat dalam kurun waktu empat bulan.

"Pengungkapan berawal dari laporan masyarakat terkait adanya pembobolan ATM korban yang tertelan di mesin," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2013).

Saat kejadian, korban yang pada saat itu kartu ATM nya tertelan dihampiri seseorang yang seolah-olah akan membantu dirinya. Kemudian, korban disodori sebuah nomor handphone yang dianggapnya sebagai call center bank korban.

"Setelah satu hari, korban baru menyadari bila nomornya bukan call center yang asli, ternyata kartu ATM-nya belum diblokir. Baru dari situ korban menyadari uang yang cukup besar jumlahnya hilang dari rekeningnya," jelas Joko.

Setelah ada laporan tersebut, kepolisian bergerak. Pada 17 dan 18 Juni 2013, polisi meringkus tujuh orang pelaku, yakni Arie (42) Hendri (38), Denly Agus (30), Miswan (39), Edi (42), Ipay Al Ryan (25), dan Tohir (42).

Pelaku membobol uang ATM dengan cara mengganjal mulut ATM, sehingga nasabah yang melakukan transaksi ATM tidak bisa keluar dan kartu ATM seolah-olah tertelan mesin.

"Pada saat ada nasabah akan menggunakan ATM, pelaku membantu korban untuk memasukkan kartu ATM dan pelaku lainnya mengalihkan perhatian korban," kata Joko.

Setelah korban melakukan transaksi, kartu milik korban tidak dapat keluar mesin, pelaku berpura-pura membantu. Pelaku yang lainnya menawarkan untuk menghubungi call center dengan menggunakan telepon milik pelaku. Pelaku kemudian menelepon nomor tertentu yang ternyata adalah pelaku lain yang berpura-pura sebagai petugas call center. Pelaku yang menyaru sebagai petugas call center itu kemudian meminta data korban, termasuk nomor pin, dan menyatakan kartu akan segera diblokir.

Setelah korban meninggalkan lokasi, pelaku mengambil kartu ATM korban dengan cara membuka paksa mesin ATM.

"Waktu memasukkan kartu ATM, mulut ATM diganjal dengan batang korek api atau tusuk gigi. Jadi kalau korban sudah transaksi, kartunya tidak bisa keluar. Setelah itu korban disarankan telepon pelaku ke call center palsu," katanya.

Setelah berhasil mendapatkan kartu ATM korban, pelaku dengan mudah mengambil uangnya di mesin ATM yang lain karena sudah mengantongi pin kartu ATM korban.

Dari para pelaku polisi menyiti barang bukti 42 ATM berbagai bank, 17 telepon genggam, 4 buah kendaraan roda empat, 60 gram logam mulia, 49 gram perhiasan emas, uang tunai senilai Rp 37,8 juta, 4 buah jam tangan, dan satu pucuk air soft gun. (Adi Suhendi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com