Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Batalkan Kenaikan Tarif Transjakarta karena Basuki

Kompas.com - 27/06/2013, 10:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meralat ucapannya terkait kenaikan tarif bus transjakarta. Rupanya, hal tersebut ialah karena masukan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Jokowi menyatakan kenaikan tarif bus transjakarta menjadi Rp 5.000 pada Selasa (25/6/2013) sore. Namun, tiba-tiba, pada Rabu (26/6/2013) pagi, Gubernur yang suka blusukan itu meralat ucapannya dan menyebut tarif bus transjakarta tetap Rp 3.500.

Rupanya, pada Rabu pagi, Jokowi menelepon Basuki menjelaskan bahwa kenaikan tersebut sekadar opsi karena tarif transjakarta sudah lama tidak naik.

"Pagi saya ditelepon Pak Gubernur. Kenaikan tarif busway ini masalah opsi saja," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota DKI Jakarta, Rabu.

Dalam pembicaraan itu, Basuki mengaku menyelesaikan soal perbedaan persepsi. "Apa yang disampaikan Pak Gubernur itu opsi. Keputusan ada di dewan (DPRD), kok," katanya.

Basuki menyatakan bahwa dia setuju tarif transjakarta dinaikkan, tetapi setelah pengelolaan dan pelayanannya lebih bagus. Setelah itu, Jokowi menghitung ulang dampak kenaikan tarif transjakarta sehingga dia batalkan. Kenaikan tarif di 12 koridor transjakarta dari Rp 3.500 menjadi Rp 5.000 tidak dimasukkan dalam permohonan ke DPRD.

"Saat ini kita sedang mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan. Yang paling penting itu," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/6/2013).

Kini anggaran untuk operasional transjakarta dari APBD DKI 2013 sebesar Rp 886 miliar dengan perkiraan jumlah penumpang sebanyak 142.900.000 orang selama setahun. Jokowi mengakui, tiket transjakarta yang hanya Rp 3.500 per penumpang dan tidak pernah naik dari pertama kali diluncurkan pada 2004 memang tidak mencukupi untuk operasional. Untuk itu, dibutuhkan subsidi dari pemerintah. (sab)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com