Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal-hal yang Dipertanyakan DPRD DKI soal Tarif Angkot

Kompas.com - 28/06/2013, 15:49 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta belum menentukan sikap soal kenaikan tarif angkutan. Rapat pimpinan yang berlangsung menjelang tengah hari tadi belum menghasilkan rekomendasi.

Pimpinan dewan menanyakan sejumlah hal terkait usulan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo rata-rata 40,71 persen. Adapun sejumlah pertanyaan yang disampaikan sebagai berikut.

  1. Mengenai tarif angkutan taksi, mengapa tidak diusulkan dalam formulasi kenaikan tarif angkutan?
  2. Dewan meminta penjelasan mengenai peningkatan subsidi transjakarta akibat kenaikan komponen yang memengaruhi tarif. Dewan menilai eksekutif belum melengkapi penjelasannya.
  3. Dewan meminta eksekutif menyusun formula tarif angkutan penyeberangan ke Kepulauan Seribu sebab sebagian angkutan penyeberangan menggunakan bahan bakar solar.
  4. Dewan menilai belum ada penjelasan mengenai hak-hak penumpang akibat kenaikan tarif angkutan. Perlu penjelasan dan skenario untuk meningkatkan pelayanan penumpang.

Lantaran belum lengkap penjelasan mengenai hal ini, dewan belum memberikan keputusan saat itu juga. Pimpinan dewan masih menggelar rapat pimpinan internal seusai rapat pimpinan bersama eksekutif.

"Sepertinya kami tidak mungkin memutuskan hari ini tentang usulan kenaikan tarif," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Triwisaksana, Jumat (28/6/2013), di Jakarta.

Pertanyaan itu disampaikan sejumlah pimpinan dewan, antara lain, Ketua Fraksi Golkar M Ashraf, Ketua Komisi B DPRD DKI Selamat Nurdin, Ketua Fraksi Demokrat Jhony Wenas Polii, dan Triwisaksana sendiri.

Saat ini, pimpinan DPRD sedang menggelar pertemuan tertutup. Belum jelas kapan rekomendasi DPRD akan dikeluarkan terkait usulan kenaikan tarif dari Gubernur Jokowi. Keputusan dewan, kata dewan, bergantung pada cepat tidaknya penjelasan eksekutif mengenai pertanyaan pimpinan dewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

    Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

    Megapolitan
    ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

    ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

    Megapolitan
    Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

    Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

    Megapolitan
    Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

    Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

    Megapolitan
    Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

    Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

    Megapolitan
    Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

    Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

    Megapolitan
    Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

    Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

    Megapolitan
    Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

    Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

    Megapolitan
    Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

    Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

    Megapolitan
    Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

    Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

    Megapolitan
    Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

    Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

    Megapolitan
    Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

    Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

    Megapolitan
    Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

    Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

    Megapolitan
    Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

    Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

    Megapolitan
    SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

    SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com