Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Dinamit Hanya Ditutup Terpal Sesuai Prosedur

Kompas.com - 28/06/2013, 17:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pencurian dinamit oleh bajing loncat disebut karena pengawalan dan pengamanan yang tidak optimal. Sementara truk pengangkut yang baknya hanya ditutup terpal dianggap sudah sesuai prosedur.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, pengawalan truk pembawa bahan peledak itu hanya disertakan satu orang anggota kepolisian dari Kesatuan Brimob.

"Truknya masih sesuai standar, tinggal pengawasan dan pengawalannya saja. Dan di Bogor juga ada teknisi yang memang mengamankan dan menghitung, diketahuinya waktu menghitung," ungkap Rikwanto, Jumat (28/6/2013).

Rikwanto menjelaskan, cara pelaku mencuri 250 batang dinamit yang berada dalam dua kotak dengan berat total 50 kilogram tersebut adalah dengan cara menyobek terpal yang membungkus bak truk. Saat ini, kata Rikwanto, polisi fokus melakukan pencarian yang melibatkan sejumlah Polres yang berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat, jalur melintasnya truk tersebut.

"Kita mengimbau kepada masyarakat, apabila melihat mendengar dan mengetahui adanya bahan peledak dari cerita-cerita atau bisik-bisik, silakan dilaporkan kepada kepolisian terdekat untuk segera kita tindak lanjuti," harap Rikwanto.

Ratusan dinamit diketahui hilang pada Kamis (27/6/2013) pukul 07.30 WIB. Hilangnya dinamit yang total keseluruhan berjumlah 250 batang itu baru disadari saat truk sudah sampai ke tujuan, yaitu di Kecamatan Cigude, Bogor. Sebelumnya truk berangkat dari Subang, Jawa Barat.

Adapun jalur yang dilewati truk adalah berangkat dari Subang, singgah di Marunda dan Cilincing, Jakarta Utara; melewati tol di Serpong, Tangerang; dan sampai akhirnya tiba di Bogor. Sempat muncul kekhawatiran di tengah masyarakat bahwa dinamit-dinamit yang hilang telah dicuri oleh kelompok-kelompok tertentu yang memiliki keahlian memanfaatkan bahan peledak untuk melakukan hal yang merugikan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

    Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

    Megapolitan
    Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

    Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

    Megapolitan
    Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

    Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

    Megapolitan
    Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

    Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

    Megapolitan
    Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

    Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

    Megapolitan
    Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

    Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

    Megapolitan
    Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

    Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

    Megapolitan
    NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

    NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

    Megapolitan
    Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

    Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

    Megapolitan
    Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

    Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

    Megapolitan
    PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

    PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

    Megapolitan
    Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

    Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

    Megapolitan
    Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

    Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

    Megapolitan
    Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

    Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

    Megapolitan
    Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

    Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com