Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Progresif KRL Sudah Berlaku, Pekerjaan Lain Menanti

Kompas.com - 01/07/2013, 17:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) memberlakukan tarif progresif, jumlah penumpang KRL Commuter Line diharapkan dapat meningkat. Pekerjaan belum selesai karena PT KAI juga harus menyelesaikan masalah lain, termasuk keterbatasan jumlah kereta dan tingginya frekuensi perjalanan kereta.

Tarif progresif yang berlaku mulai hari ini menambah minat warga untuk memanfaatkan KRL. Tarif yang relatif murah membuat jumlah penumpang meningkat. Namun, kenaikan jumlah penumpang itu tidak sebanding dengan jumlah rangkaian kereta yang tersedia.

Direktur PT KAI Ignatius Jonan mengatakan, tahun ini PT KAI akan menambah rangkaian kereta secara bertahap sebanyak 180 unit.

"Kereta akan didatangkan dari Jepang. Jumlah itu 20 persen dari jumlah yang ada saat ini," kata Jonan dalam acara peresmian tiket elektronik dan tarif progresif di Stasiun Manggarai, Senin (1/7/2013).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, ada target penambahan jumlah penumpang dari tahun lalu ke tahun ini.

"Peningkatan layanan KRL ini sebagai bentuk transport for the future. Tahun lalu jumlah penumpang 140 juta orang, tahun ini harus 195 juta orang. Tidak berarti berdesak-desakan, tapi akan kami tambah jumlah keretanya," jelas Hanggoro.

Ia mengatakan, dengan semakin meningkatnya jumlah penumpang dan kereta, maka frekuensi perjalanan kereta akan bertambah. Konsekuensinya, akan timbul masalah baru di pelintasan sebidang rel dan jalan raya. Semakin sering kereta melintas, maka semakin sering pula jalan ditutup untuk memberikan kesempatan kereta untuk lewat. Hal ini dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas di jalan raya.

"Untuk itu, demi meningkatkan frekuensi agar lebih prima, kami akan bekerja sama baik dengan Kementerian PU maupun Pemprov DKI agar pelintasan sebidang tidak akan bermasalah, yaitu bagaimana membangun pelintasan yang tidak sebidang dengan flyover," ujar Hanggoro.

Sementara Dirut PT Telkom Arif Yahya mengatakan, sebagai partner PT KAI yang berperan sebagai operator dan penyedia layanan tiket elektronik, pihaknya akan berusaha melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat. Sejauh ini, kata Arif, PT Telkom sudah memasang pintu elektronik sebanyak 339 buah di 69 stasiun se-Jabodetabek.

"Enam bulan pertama silakan beri masukan, tapi jangan menghakimi kami," kata Arif.

Hari ini merupakan hari pertama pemberlakuan e-ticketing dan tarif progresif dalam layanan KRL Commuter Line. Dengan tarif progresif, penumpang akan dikenai biaya berdasarkan jarak. Penumpang membayar Rp 2.000 per lima stasiun pertama dan Rp 500 per tiga stasiun berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com