Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pulau Pari Susah Urus KTP, Basuki Perintahkan Beli Sekoci

Kompas.com - 02/07/2013, 17:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dangkalnya pantai Pulau Pari, Kepulauan Seribu, menghambat kerja Pelayanan Terpadu Keliling (PTK) yang mengurus dokumen administrasi kependudukan yang menggunakan kapal. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun memerintahkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk menyediakan kapal kecil atau sekoci untuk melayani permasalahan administrasi kependudukan warga Pulau Pari.

"Pantai Pulau Pari itu dangkal dan kapal operasional PTK yang besar tidak bisa bersandar di pantai Pulau Pari. Solusinya, harus jemput pakai sekoci dan sudah kami perintahkan ke Dinas Dukcapil untuk pelayanan di Pulau Pari," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (2/7/2013).

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, pelayanan kapal operasional PTK untuk mengurus administrasi warga Kepulauan Seribu, seperti KTP, KK, dan akta kelahiran, telah berjalan dengan baik.

Namun, pelayanan administrasi kependudukan di Kepulauan Seribu tidak bisa secepat kotamadya Jakarta lainnya. Pasalnya, warga Kepulauan Seribu masih banyak yang tinggal di pulau dan untuk menempuhnya harus menggunakan kapal, tidak dapat melalui jalur darat.

"Saya sudah dapat laporannya, pelayanan tersebut sudah jalan kemarin. Dari Dinas Dukcapil oke katanya. Cuma pulaunya di sana terlalu banyak, jadi tidak bisa cepat," kata Basuki.

Sekadar informasi, warga Pulau Pari, Kepulauan Seribu, mengeluhkan keberadaan kapal operasional PTK yang kurang memudahkan warga untuk mengurus surat-surat administrasi kependudukan. Karena air laut di Pulau Pari yang dangkal, kapal tidak bisa bersandar ke Pulau Pari dan warga harus menyeberang terlebih dahulu ke pantai. Selain itu, kapal tersebut hanya beroperasi melayani warga setiap hari Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

    Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

    Megapolitan
    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

    Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

    Megapolitan
     Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

    Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

    Megapolitan
    Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

    Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

    Megapolitan
    Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

    Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

    Megapolitan
    Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

    Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

    Megapolitan
    Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

    Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

    Megapolitan
    Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

    Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

    Megapolitan
    Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

    Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

    Megapolitan
    Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

    Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

    Megapolitan
    Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

    Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

    Megapolitan
    Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

    Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

    Megapolitan
    144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

    144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

    Megapolitan
    7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

    7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

    Megapolitan
    Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

    Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com