Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpukan Penumpang Komuter karena Pantograf Patah

Kompas.com - 02/07/2013, 20:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di hari kedua penerapan e-ticketing dan tarif progresif, terjadi penumpukan di sejumlah stasiun. Penumpukan terjadi karena keterlambatan kedatangan kereta.

Kepala Humas PT KAI Daops I Sukendar Mulya mengatakan, keterlambatan kedatangan kereta karena faktor adanya pantograf yang patah di Stasiun Cilebut, Bogor. "Iya memang ada yang patah, tadi sekitar jam 13.30 WIB," kata Sukendar saat dihubungi, Selasa (2/7/2013).

Sukendar mengatakan pantograf yang patah sudah mulai diperbaiki pada tadi sore. Sebelumnya memang ada sejumlah kereta yang tertahan.

"Tadi diperbaiki jam 16.30 WIB. Sebelumnya ada 5 KRL tertahan, dampaknya ada antrean. Alhamdulillah saat ini tidak ada hambatan lagi," ujar Sukendar.

Berdasarkan info dari akun twitter @krlmania, rusaknya pantograf di Stasiun Cilebut membuat satu jalur rel yang terletak antara Bogor-Depok tidak dapat dilalui. Hal itu mengakibatkan hanya ada satu jalur yang dapat dilalui kereta secara bergantuan. Tak ayal rusaknya pantograf mempengaruhi perjalanan kereta terutama dari Jakarta-Bogor.

Penumpukan penumpang pun terjadi di sejumalah stasiun. Seperti yang ditulis oleh sejumlah warga di akun twitternya sekitar pukul 17.00-19.00 WIB:
- @Indrakuroba: Akibat jadwal krl yang kacau balau penumpang menumpuk di stasiun sudirman 17.43.
- @naminamara : Manggarai jadi lautan manusia.
- @lailifitria : jam pulang kantor gini di stasiun kota belum ada commuterline tujuan Depok/Bogor. Sekian.
- @Dimzkiy : chaos di stasiun tanah abang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com