"Selama kita bisa lihat masuk akal, tidak masalah," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (3/7/2013).
Apabila Pemprov DKI tidak mempersiapkan segala kebutuhan sebelum melakukan promosi pariwisata, maka promosi itu akan sia-sia. Oleh karena itu, dalam hal ini, ia meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI untuk misalnya merawat dan menata Monumen Nasional terlebih dahulu, apabila ingin memperkenalkan dan promosi Monas ke luar negeri.
"Kalau kita belum siapkan semua yang ada di sini, ada promosi juga enggak ada gunanya, kan? Itu pikiran Pak Gubernur seperti itu. Kamu mesti siapkan Monas dulu dong, baru bisa promosi ke luar," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Arie Budhiman menilai, anggaran promosi pariwisata DKI Jakarta lebih kecil apabila dibandingkan dengan kota-kota besar di negara tetangga. Menurutnya, untuk menjaring wisatawan membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Anggaran promosi pariwisata DKI saat ini hanya Rp 69 miliar. Padahal, dari sektor pariwisata itu, DKI menyumbang Rp 2,6 triliun ke Pendapatan Asli Daerah (PAD). Angka ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan Kuala Lumpur, Bangkok, dan Singapura, yang anggaran promosi pariwisatanya mencapai 125 juta dollar AS.
Oleh karena itu, menurut Arie, anggaran promosi harus ditingkatkan jumlahnya. paling tidak, tahun depan, 30 persen anggaran Dinas Pariwisata dapat diambil dari PAD DKI Jakarta dari sektor pariwisata.
"Promosi itu seharusnya besar. Saya sih berharap, tahun depan bisa mencapai 30 persen dari PAD untuk sektor pariwisata," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.