Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Wajar Jokowi Minder, Hanoi Saja Hampir Lampaui Jakarta

Kompas.com - 09/07/2013, 13:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit menilai wajar jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merasa minder atas kondisi transportasi di Ibu Kota. Menurutnya, Jakarta kalah dari kota-kota negara lain, bahkan hampir disalip oleh ibu kota Vietnam, Hanoi.

"Pernyataan Pak Jokowi merupakan pernyataan jujur yang mengatakan progres dari kemajuan perbaikan transportasi di Jakarta tidak semaju kota-kota lain (di negara lain)," kata Danang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/7/2013).

Doktor di bidang transportasi itu mengatakan, dalam hal transportasi massal, sebelumnya Hanoi merupakan kota yang dapat dikategorikan berada di bawah Jakarta. Adapun kota-kota yang kemajuannya di atas Jakarta meliputi Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok.

Meski demikian, Danang mengatakan bahwa transportasi Hanoi bisa saja melampaui Jakarta apabila nantinya Hanoi telah dilayani oleh tiga rute mass rapid transit (MRT). Adapun Jakarta sama sekali belum memiliki MRT.

"Di Hanoi, mereka sedang membangun tiga MRT sekaligus, ini menjadi catatan penting. Jelas menunjukkan bahwa transportasi kita tidak sebaik kota-kota di Asia ataupun Asia Tenggara," kata Danang.

Danang mencontohkan Kota Bangkok di Thailand dan Tokyo di Jepang yang cukup berhasil mengatasi kemacetan jalan raya. Padahal, belasan tahun lalu, kedua kota itu sering mengalami kemacetan parah.

Indikator kemacetan parah dapat dilihat dari kecepatan rata-rata perjalanan kendaraan pada jam-jam sibuk. Saat ini, kecepatan rata-rata kendaraan di Bangkok saat jam sibuk sekitar 18 km/jam, sedangkan Tokyo sekitar 21 km/jam.

"Kita (Jakarta) kalau di koridor paling macet, kecepatan cuma 9 km/jam. Pada saat yang sama, harga BBM di sana (luar negeri) rata-rata mencapai 1,25 dollar AS per liter, lebih kurang sekitar Rp 12.000," kata Danang.

Dalam kuliah umum yang digelar di Magister Manajemen Universitas Indonesia, Senin (8/7/2013) kemarin, Jokowi mengaku minder atas kondisi transportasi di Jakarta. Jokowi mengatakan, Jakarta harus segera memiliki satu transportasi massal modern, dan yang paling diinginkannya adalah MRT. Hal itu untuk mengejar ketertinggalan dari kota-kota di negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang saat ini sudah memiliki MRT dan sudah direncanakan sejak belasan tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

    Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

    Megapolitan
    Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

    Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

    Megapolitan
    Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

    Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

    Megapolitan
    Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

    Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

    Megapolitan
    Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

    Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

    Megapolitan
    Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

    Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

    Megapolitan
    Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

    Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

    Megapolitan
    KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

    KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

    Megapolitan
    Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

    Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

    Megapolitan
    Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

    Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

    Megapolitan
    45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

    45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

    Megapolitan
    Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

    Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

    Megapolitan
    Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

    Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

    Megapolitan
    TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

    TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

    Megapolitan
    Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

    Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com