Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tutup Jalan ke SMPN 289, Jokowi Buka Akses Lain

Kompas.com - 09/07/2013, 14:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyediakan jalan baru untuk akses menuju SMP Negeri 289, Cilincing, Jakarta Utara. Hal itu dilakukan setelah warga setempat menutup jalan menuju sekolah tersebut.

"Sudah beres. Sebentar lagi mau dibuat jalanan baru sehingga anak-anak, guru, bisa masuk," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota Jakarta, Selasa (9/7/2013).

Jokowi mengatakan, ada seorang warga yang bersedia menyediakan lahan miliknya untuk dijadikan jalan masuk ke sekolah tersebut. Jokowi menyambut baik kesempatan itu dan akan segera membebaskan lahan tersebut serta menyelesaikan pembangunan jalan baru.

"Ngeratain tanah doang, kan, gampang. Palingan satu atau dua hari saja selesai," kata Jokowi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan telah meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan pembebasan lahan untuk akses tersebut. Adapun anggaran yang digunakan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P).

"Siapa tahu ada anggaran mendesak di Dinas PU, mungkin bisa dipakai. Paling, APBD-P," ujarnya.

Taufik berharap agar penutupan akses menuju sekolah tersebut tak mengganggu rencana kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang selesai dibangun pada akhir 2012 tersebut. Ia akan tetap memantau proses pembangunan akses baru ke sekolah agar tidak ada gangguan dari pihak lainnya.

Sengketa lahan SMPN 289 ini bermula dari klaim Gubar selaku Ketua RW 05 Cilincing yang meminta ganti rugi hingga miliaran rupiah atas lahan itu. Gubar mengklaim telah menggarap tanah seluas 2,8 hektar itu sejak 1987.

Saat sekolah itu mulai dibangun pada 2009, Gubar mengaku sudah mengingatkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk segera memberi ganti rugi atas lahan tersebut.

"Dari awal pengurukan tanah di sekolah, saya sudah ingatkan, tolong bayar dulu lahan ini. Tapi mereka bilang, 'Santai saja, Pak Haji'," kata Gubar kepada Warta Kota.

Gubar menunjukkan surat keterangan dari Lurah Sukapura Ade Himawan, yang menjabat pada tahun 2008. Surat itu menerangkan bahwa Gubar telah mengawasi, menjaga, merawat, dan menggarap tanah di Kampung Sukapura RT 01 RW 05, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, tersebut.

Selain surat keterangan dari Lurah, Gubar juga memperoleh surat dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta dengan nomor surat 1428/-076.77, yang dilampiri keterangan mengenai permintaan Gubar diberi kompensasi sebesar 25 persen dari nilai jual obyek pajak tanah setempat.

"Saya minta uang ganti rugi garapan saya Rp 2.250.000.000 karena dari tahun 1987 saya menggarap sampai saat ini," kata Gubar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

    Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

    Megapolitan
    Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

    Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

    Megapolitan
    Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

    Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

    Megapolitan
    Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

    Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

    Megapolitan
    PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

    PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

    Megapolitan
    PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

    PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

    Megapolitan
    Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

    Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

    Megapolitan
    KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

    KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

    Megapolitan
    NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

    NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

    Megapolitan
    Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

    Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

    Megapolitan
    Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

    Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

    Megapolitan
    “Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

    “Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

    Megapolitan
    Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

    Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

    Megapolitan
    DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

    DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

    Megapolitan
    PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

    PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com