Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bosan Awasi Tanah Abang, Satpol PP Minta Jokowi Turun Tangan

Kompas.com - 11/07/2013, 17:04 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kewajiban menjaga pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang menurut para anggota Satpol PP adalah rutinitas yang paling membosankan. Menurut mereka, sudah saatnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turun langsung.

"Kita sebenarnya kalau dibilang capek sih enggak, tapi kalau bete kayaknya iya. Mau sampai kapan kayak gini. Mungkin dengan kewibawaan pejabat, ya kayak Pak Gubernurlah, PKL-PKL itu mau nurut," keluh salah seorang anggota Satpol PP, Bambang, saat dijumpai di depan Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2013).

Bambang mengatakan, dia mengaku serba salah berhadapan dengan para PKL. Menurutnya, PKL selalu beralasan, jika berjualan di dalam, mereka merugi dan alasan itulah yang selalu dijadikan senjata meluluhkan para anggota Satpol PP.

"Mereka bilang, kami kalau di dalam enggak laku, Bang. Saya kadang-kadang enggak tega juga," ungkapnya.

Hal yang tak jauh berbeda juga diungkapkan Harry, anggota Satpol PP lainnya. Dia mempertanyakan sampai kapan aktivitas menjaga PKL itu mereka lakukan. Bahkan, dalam satu kali shift, mereka berjaga selama 24 jam nonstop.

"Kami baru jaga tadi pagi, ini 24 jam sampai besok baru gantian lagi. Lusa giliran kami lagi. Selama puasa ya, buka sahur di sini," katanya.

Harry berharap, Jokowi segera datang ke Tanah Abang. Menurutnya, mungkin dengan kehadiran DKI 1 tersebut, PKL menjadi patuh untuk masuk ke dalam pasar dan tidak kembali lagi ke jalan.

"Ya, mungkin dengan kewibawaannya Pak Jokowi, mereka (PKL) patuh. Kita jujur aja capek juga, gini-gini aja. Tertibin muncul lagi, tertibin muncul lagi," harap Harry.

Kawasan Tanah Abang adalah salah satu kawasan di Jakarta, selain Pasar Minggu dan Jatinegara, yang menjadi fokus pembenahan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ketiga kawasan tersebut merupakan kawasan macet disebabkan kesemrawutan PKL yang berjualan di badan jalan.

Khusus di Tanah Abang, PKL kawasan ini pertama kali ditertibkan pada Rabu (5/6/2013). Pasca-ditertibkan, PKL kembali lagi memenuhi badan jalan, khususnya di Jalan Kebon Jati dan hal itu sudah berlangsung beberapa kali.

Tercatat, Satpol PP sudah beberapa kali menertibkan PKL di sana. Bahkan, sampai hari ini, total sudah ketujuh kalinya Satpol PP menertibkan PKL di kawasan tersebut.

Pengamatan Kompas.com saat memasuki bangunan Pasar Blok A dan Blok G, terdapat ratusan kios yang kosong tak ditempati di kedua bangunan pasar tersebut. Alasan kurangnya minat pembeli dan menurunnya omzet menjadi alasan PKL enggan menempati kios di dalam pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com