Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutilasi Benhil: Ibuku Sayang, Ibuku Malang...

Kompas.com - 15/07/2013, 09:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sigit (40) dikenal sebagai orang yang menyayangi ibunya, Siti Aminih (80). Tak ada yang menyangka bungsu dari empat bersaudara itu tega memutilasi jenazah ibunya.

Yusbianto, ketua RT tempat Sigit dan ibunya tinggal di Jalan Danau Mahalona 78, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menyebut hubungan Sigit dan ibunya sangat dekat. Mereka hanya tinggal berdua di rumah tersebut.

"Istilahnya tempat curhat sehari-harinya Sigit-lah . Kalau ada apa-apa si ibunya dipeluk. Sigit enggak pulang, dicariin. Disuruh pulang," kata Yusbiantoro, Minggu (14/7/2013).

Selain Sigit dan ibunya, keluarga itu masih memiliki kakak tertua, Bambang, yang sudah berkeluarga di Semarang, Jawa Tengah. Dia bekerja sebagai kapten di salah satu kapal pesiar. Hanya sesekali dia menengok Aminih dan Sigit di Jakarta. Adapun ayah Sigit dan dua kakak lainnya telah meninggal dunia.

Menurut Yusbianto, perilaku aneh mulai diperlihatkan Sigit sejak tahun 2006. "Kalau penyebabnya, saya sebagai tetangga melihat, seperti misalnya kayak orang mau jadi direktur tapi enggak tercapai. Seperti itulah kurang lebih," ujarnya.

Saking sayangnya

Kepala Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan mengatakan kemungkinan memang Sigit yang memutilasi jenazah ibunya. Namun, belum dipastikan apakah dia juga yang membunuh ibunya.

Dari barang bukti berupa sayatan daging, tulang dan tengkorak di rumah tersebut, Siti Aminih diperkirakan telah meninggal lebih dari sebulan yang lalu. Sigit mengakuinya saat diinterogasi polisi.

"Hasil interogasi Sigit, ibunya sakit dan terjatuh beberapa hari lalu, kemudian meninggal," ujarnya.

Setelah Aminih meninggal, Sigit sangat kehilangan. Berdasarkan pengakuannya, dia mengusap memeluk dan memelihara jenazah sang ibu, bukan menguburkannya. Namun, lambat laun, jasad itu membusuk hingga mengeluarkan ulat.

Melihat hal itu, Sigit khawatir. Ia tak mau mayat ibunya membusuk. Kemudian, dia memotong dan memisahkan daging dengan tulangnya. Kepala sang ibu diletakkan di dalam baskom hijau. Tulang belulangnya disusun rapi di atas nampan hijau dan dagingnya dimasukkan di dalam karung.

Polisi menduga Sigit menggunakan pisau dapur biasa saat memutilasi jenazah ibunya. Dua pisau dapur tergeletak di samping potongan organ di dalam kamar tersebut.

Terungkap oleh kakak

Terungkapnya kasus tersebut bermula saat sang kakak sulung, Kapten Bambang datang ke rumah, Sabtu (13/7/2013), jelang tengah malam. Ia terkejut karena tak mendapati sang ibu. Sigit yang ditemuinya tengah tercenung sendirian di ruang tengah. Ditanya keberadaan sang ibu, Sigit hanya menjawab "meninggal" tanpa memberitahu keberadaan makamnya.

Bambang kemudian mengadu ke Yusbianto, ketua RT, beserta seorang tetangganya. Bersama mereka, Bambang kembali masuk ke dalam rumahnya dan memeriksa satu per satu ruangan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Megapolitan
Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Megapolitan
Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Megapolitan
UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

Megapolitan
Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Megapolitan
Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Megapolitan
Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Megapolitan
Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Megapolitan
Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan 'Dissenting Opinion' Putusan Pilpres 2024

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan "Dissenting Opinion" Putusan Pilpres 2024

Megapolitan
Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com