JAKARTA, KOMPAS.com — Warga RT 14/RW 01, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, optimistis dapat merayakan Lebaran tahun ini di rumah baru mereka. Mereka tengah berupaya segera menyelesaikan pembangunan kampung deret di lokasi tersebut.
Kawasan Tanah Tinggi menjadi kawasan percontohan pembangunan kampung deret. Pembangunannya telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada awal Mei lalu.
Saat ini, warga Tanah Tinggi sudah bisa menggunakan mushala di lokasi tersebut untuk tarawih. Selain itu, mereka pun sudah memanfaatkan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) sejak dua bulan terakhir.
Salah satu permukiman padat penduduk di jantung kota Jakarta itu terlihat kian tertata. Dalam waktu tak lama lagi, puluhan rumah di sana bakal dihuni pemiliknya, tinggal menunggu peresmian dan serah terima kunci dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada warga.
"Pengerjaannya sudah 80 persen selesai. Hanya tinggal empat-lima rumah saja yang belum. Lebaran ini sudah bisa ditempati," ujar Ketua RT 14/RW 01, Tanah Tinggi, Yahya, Senin (15/7/2013).
Jalanan diperlebar
Selain merenovasi bangunan rumah, jalan di kampung tersebut juga dibenahi. Salah seorang pekerja bangunan, Wanto (37), mengatakan, jalan di kampung tersebut diperlebar, masing-masing selebar setengah meter di kanan-kiri jalan yang sudah ada.
Yahya mengatakan, kini lebar jalan di kampungnya mencapai empat meter. Kondisi ini memungkinkan mobil masuk dalam area permukiman.
"Sebagian (lebar jalan) nanti diambil untuk penghijauan, ditanami pohon-pohon sama Dinas Pertamanan dan Pemakaman," ujar Yahya.
Untuk mendapatkan air bersih, setiap rumah telah dipasang pompa air tanah. Sebelumnya, air bersih menjadi barang yang mahal bagi warga Tanah Tinggi. Untuk air minum, warga membeli air minum dalam kemasan galon. Adapun untuk memasak warga membeli dari penjaja air keliling.
"Untuk masak sehari kita butuh satu kaleng, harganya Rp 1.500. Karena memang sudah lama, sejak sebelum kebakaran, airnya itu tidak sehat dan tidak enak dikonsumsi," ujar istri Yahya.
Semua rumah sudah memiliki instalasi listrik, kecuali rumah yang belum selesai dibangun dan rumah yang terbakar pada Maret silam. Untuk memasang meteran listrik di rumah bekas kebakaran, warga dikenai biaya Rp 275.000.
Yahya mengatakan, ia belum mendapatkan informasi kapan Kampung Deret Tanah Tinggi akan diresmikan. Meski demikian, ia yakin peresmian bisa berlangsung sebelum Lebaran.
"Kita kebut pembangunannya, dibantu warga. Ibu-ibu dan anak-anak juga ikut angkut-angkut material yang mereka bisa, biar cepat. Tapi, kita kalahnya sama hujan. Kalau panas sih, tetap bisa jalan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.