Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Jokowi Boleh Lari, tetapi Dipelankan Sedikit"

Kompas.com - 23/07/2013, 18:42 WIB
Rahmat Patutie

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Akademisi dari Universitas Indonesia (UI), Lina Miftaful Lannah, menilai bahwa gerak cepat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam menata Jakarta belum bisa diikuti oleh bawahannya. Untuk itu, perlu ada kesamaan langkah agar pembangunan Ibu Kota tidak tersendat.

"Jadi Pak Jokowi boleh lari, tapi dipelankan sedikit. Pegawainya berjalan, dikencangkan sedikit. Kalau lomba sendiri, pasti Pak Jokowi menang, tapi yang di belakang tetap tertinggal terus," kata Lina kepada Kompas.com di Gedung Fisip UI, Depok, Selasa (23/7/2013).

Lina menilai keinginan Jokowi untuk segera membenahi pelayanan di Ibu Kota terkesan kurang melibatkan anggota pegawai di bawahnya. Ia khawatir, jika Jokowi terlalu cepat mengambil keputusan, sementara bawahannya belum siap, maka program-program Jokowi tak terwujud dengan baik. Hal itu dapat mengubah persepsi publik terhadap Jokowi.

Lina menyarankan agar Jokowi membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah sesuai kondisi pemerintahan yang dipimpinnya. "Saya khawatir ketika Jokowi terlalu cepat mengambil keputusan. Kalau salah, sukar untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Jadi lebih baik sebenarnya Jokowi melibatkan anggotanya," kata Lina.

Beberapa waktu lalu Jokowi meminta agar, baik petugas kelurahan atau kecamatan maupun kantor pelayanan lain, memperbaiki pelayanan kepada publik. Dalam pembuatan kartu tanda penduduk, misalnya, Jokowi minta agar pembuatannya dipercepat sehingga satu jam saja sudah selesai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com