"Enggak mau, takut saya kalau lihat dokter. Enggak mau disuntik. Di sini aja dibawa urinenya," ujar Abdul, sopir Pahala Kencana jurusan Jakarta-Yogyakarta, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Dinas Perhubungan Terminal Lebak Bulus ikut membantu dalam menjaring para sopir yang harus melakukan tes urine. Saodah, staf regu 2 Dinas Perhubungan Jakarta Selatan, ini kesulitan mendapatkan sopir untuk di tes urine. "Susah banget, enggak pada mau, malulah, takut disuntiklah," ujar Saodah.
Hingga pukul 10.15, baru 22 sopir dari berbagai trayek yang melakukan tes urine. Seluruh hasil tes urine sampai saat ini negatif.
Sebelum dilakukan tes urine, sopir juga dites fisiknya oleh dokter, sementara tes urine dilakukan oleh pihak analis, yang dibantu alat khusus untuk tes urine.
"Tes fisik melalui pemeriksaan pupil, tremor, dan bekas suntikan di tangan. Lalu tes urine akan dilakukan oleh alat khusus yang memiliki 7 parameter, yaitu kokain, amvetamin,met-amvetamin, THC (ganja), putau, barbiturat, dan benzo," ujar Dr Shilvya Febrina yang menangani tes fisik dalam pos tes urine.
Hasil tes dapat diketahui dalam waktu lima menit saja. Tidak seperti tahun lalu dengan alat yang masih manual sehingga dibutuhkan waktu yang lama. Tes ini dilakukan di empat lokasi di Jakarta, yaitu Lebak Bulus, Pulogadung, Kalideres, Kampung Rambutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.