Namun, para PSK kini tak lagi menggunakan lokasi itu seiring rencana relokasi PKL dan renovasi Pasar Blok G. "Teman-teman saya sudah pada kabur, Bang. Soalnya pada takut," ujar Lola, bukan nama sebenarnya, kepada Warta Kota, Jumat (2/8/2013).
Selain Lola, tak ditemui lagi perempuan lain yang bergaya genit di sepanjang lantai dua dan tiga pada pagi hari itu. Selain pedagang resmi, yang asyik bekerja adalah sekumpulan tukang bangunan. Mereka tampak memperbaiki kios, mengepel lantai, hingga mengecat tembok.
Pasar Blok G Tanah Abang terdiri dari lima lantai, yakni dari lantai dasar hingga lantai empat. Lantai dasar berfungsi sebagai pasar basah karena tempat berjualan sayur-mayur, bumbu, daging, serta ikan mentah. Lantai satu berisi penjual tas, pakaian, dan sejenisnya dalam jumlah sedikit.
Pengakuan sejumlah pedagang di Blok G, lantai dua dan tiga selama ini berfungsi sebagai tempat maksiat. Menurut mereka, itu karena nyaris tak ada pedagang yang berjualan di sana selain karena tempatnya yang terpencil dan pengawasan yang longgar. Padahal, di atas lantai tiga terdapat kantor pengelola dan masjid.
Lola mengaku biasa mangkal di Blok G mulai petang hingga tengah malam. Sudah lima tahun ia menjalani peran itu. Meski tempatnya terpencil, Lola mengaku bisa menjaring tiga hingga lima pelanggan. "Tempatnya memang terpencil, tapi semua orang sudah pada tahu," kata dia.
Namun, Lola mengatakan hanya mangkal saja tak berpraktik sejak sekitar dua pekan lalu. Kalau berhasil menggaet pasien, perempuan asal Tasikmalaya itu pun membawanya keluar Blok G. Sebab, pengelola pasar telah menutup akses ke lantai dua dan tiga dari pukul 18.00 hingga pagi.
"Ya mangkal saja di sini. Kalau mainnya, terserah. Tinggal cari hotel atau di bongkaran," ujarnya.
Dikatakan Lola, pelanggannya adalah sopir angkot, sopir truk, tukang ojek, tukang parkir, hingga pedagang pasar. Sekali main, ia memasang tarif Rp 150.000. Itu pun bisa ditawar.
Dengan tarif yang masih terjangkau itu, percintaan bisa dilakukan di los-los kosong di Blok G. Karena kondisinya kotor, biasanya mereka telah menyiapkan tikar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.