Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datang Terlalu Awal Sebabkan Stasiun Penuh Penumpang

Kompas.com - 06/08/2013, 12:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Stasiun Senen Jakarta Dwi Sulistiyono menyarankan agar  penumpang yang berangkat dari stasiun tersebut tidak datang terlalu awal dan menunggu lama sebelum kereta berangkat. Idealnya penumpang tiba di stasiun dua jam sebelum kereta berjalan.

"Penumpang kereta jangan menyiksa diri berlama-lama di stasiun, datanglah seperlunya dalam artian jangan datang terlalu awal," katanya saat ditemui Kompas.com di kantornya, Selasa (6/8/2013).

Dwi mengakui, banyak penumpang di Stasiun Senen datang pada pagi hari. Padahal, jadwal keberangkatan kereta penumpang tersebut baru pada sore hari. Situasi ini, kata Dwi, mengurangi kenyamanan karena stasiun menjadi padat oleh calon penumpang.

"Sebaiknya tirulah yang ada di Gambir, datang sebelum kereta berangkat," ujarnya.

PT KAI hanya membolehkan penumpang yang berhak masuk peron adalah penumpang yang maksimal dua jam jelang pemberangkatan. Hal ini untuk mengurangi kepadatan manusia di peron dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Ini untuk proses edukasi juga pada masyarakat. Diberlakukan tahun ini, semoga tahun depan sudah terbiasa, jadi tidak ada lagi kepadatan penumpang," ujar Dwi.

KOMPAS.com/ALSADAD RUDI Calon penumpang kereta menunggu di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2013). Calon penumpang di stasiun ini memilih datang ke stasiun tepat pada waktunya sehingga tidak menunggu kereta terlalu lama.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Selasa pagi, bangku-bangku di ruang tunggu Stasiun Senen penuh. Banyak penumpang duduk atau beristirahat di lantai. Hal sebaliknya terjadi di Stasiun Gambir, di mana masih banyak bangku kosong. Padahal, kedua stasiun sama-sama memiliki jam pemberangkatan kereta yang padat dan jumlah penumpang naik dalam pekan ini.

Di kedua stasiun itu, tiket kereta jarak jauh tujuan kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur sama-sama telah habis sampai Sabtu (10/8/2013) atau satu hari setelah (H+1) Lebaran. Untuk musim mudik kali ini, Stasiun Gambir melayani 22 pemberangkatan kereta, yani 14 kereta reguler dan 8 kereta khusus lebaran. Adapun Stasiun Senen melayani 29 pemberangkatan, dengan 18 kereta reguler dan 11 kereta khusus lebaran.

Beda karakteristik

Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono beberapa hari lalu mengatakan, Stasiun Gambir dan Stasiun Senen memiliki perbedaan karaktetistik penumpang. Menurutnya, penumpang di Stasiun Gambir biasanya enggan berlama-lama di stasiun. Hal itu karena penumpang di Gambir sudah paham bahwa ketika tiket sudah di tangan, maka datanglah ke stasiun dengan seperlunya saja.

"Di Gambir tidak pernah ada penumpukan penumpang. Penumpang datang tak lama sebelum kereta berangkat. Tentu yang dimaksud di sini datangnya enggak mepet-mepet juga, ya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2013).

Sementara di Stasiun Senen, kata Sugeng, penumpang memiliki karakteristik meramaikan stasiun. Perilaku ini jelas membuat stasiun lebih sumpek karena menumpuknya penumpang. "Mereka sudah ada tiket, tapi tetap datang pagi padahal kereta berangkatnya sore. Alasannya takut macet, takut ketinggalan kereta lah," katanya.

Menurut Sugeng, masyarakat yang hendak mudik dengan kereta sebenarnya tidak perlu menghabiskan waktu lama di stasiun karena menyebabkan tingginya kepadatan penumpang di stasiun. Hal itu bisa dilakukan dengan pemahaman kepada para penumpang, yaitu ketika tiket sudah diperoleh, tidak perlu lagi datang cepat-cepat ke stasiun.

"Sebaiknya datanglah tepat waktu, dalam artian datanglah tak lama sebelum kereta berangkat, bisa satu jam sebelumnya sehingga tidak ada penumpukan penumpang di stasiun. Apalagi stasiun kan daya tampungnya terbatas," jelasnya.

Sugeng menyadari, perbedaan karakteristik penumpang di Stasiun Gambir dan Stasiun Senen karena dilihat pula dari kelas kereta. Stasiun Gambir merupakan stasiun yang melayani pemberangkatan dan kedatangan kereta eksekutif, sedangkan Stasiun Senen untuk kereta bisnis dan ekonomi.

Namun, Sugeng berharap kelas kereta yang kemudian mengindikasikan kelas ekonomi calon penumpang tidak menjadi alasan. Dia berharap, dengan edukasi dan sosialisasi yang benar, perilaku seluruh penumpang dapat merata. "Kita berharap ke depannya, suasana Stasiun Senen juga seperti Stasiun Gambir. Tidak perlu menumpuk dan meramaikan stasiun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspadai Hujan di Pagi Hari

Megapolitan
Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika dkk Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika dkk Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika dkk Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com