Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memburu "Si Mulut Tersumpal" di Lapas Cipinang

Kompas.com - 07/08/2013, 06:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mengejutkan! Kementerian Hukum dan HAM serta Direktorat IV Mabes Polri menemukan serbuk red fosfor (prekusor sabu) serta mesin pencetak pil ekstasi di dalam Lapas Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (6/8/2013). Diduga ada pabrik pembuatan sabu di dalam lembaga pemasyarakatan tersebut.

Penemuan barang haram itu menambah daftar panjang kebobrokan lembaga pemasyarakatan di Indonesia. Lantas, siapa yang bertanggung jawab atas hal tersebut?

Kriminolog Reza Indragiri Amriel menilai, "si mulut tersumpal"-lah yang mesti diburu atas kasus itu. "Bagaimana mungkin pabrik bisa beroperasi tanpa sepengetahuan otoritas Lapas? Paling tidak ada pembiaran. Tapi sebatas pembiaran untuk operasi segila itu? No way. Pasti ada mulut yang berkicau kalau tidak disumpal," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2013) malam.

Pria yang juga dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tersebut mengatakan, jangankan di Indonesia, bisnis barang haram ini pun juga terjadi di negara maju, misalnya Inggris. Jumlah nilai transaksinya pun terbilang fantastis, 1 juta poundsterling per tahunnya. Siapa yang tak tergiur atas hal itu.

Keuntungan yang besar membuat bisnis itu dijalankan dengan rapi. Struktur jaringan turut dibuat. Ada pengendali distribusi, produsen, pemasok bahan baku, kurir, pengedar, dan pelindung. Keuntungan bisnis barang haram itu dikelola dengan metode pencucian uang yang sangat rapi.

Reza meragukan temuan tersebut ditindaklanjuti oleh Polri. Apa Polri mampu dan berani mengusut temuan tersebut secara komprehensif? Ia mengaku tidak yakin.

"Saya belum pernah dengar berita tentang pengungkapan komprehensif seperti yang saya tulis. Biasanya gerebek saja, lalu selesai. Jaringan besarnya? Keterlibatan otoritas Lapas?" lanjutnya.

Oknum G "Si Mulut Tersumpal"?

Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri, Brigadir Jenderal Arman Depari mengungkapkan, pihaknya mencium "bau busuk" dari otoritas Lapas. Satu orang petugas staf keamanan Lapas berinisial G diamankan. Tak hanya G, tiga orang napi berinisial AS, HS, dan V turut diamankan Polisi.

"Ya, indikasinya sangat jelas sekali, namun untuk menetapkan tersangka masih memerlukan pemeriksaan terhadap saksi dan barang bukti," ujarnya. Namun, apakah benar hanya oknum staf keamanan G yang terlibat? Tidak adakah oknum yang lebih tinggi?

Reza enggan menuding pihak mana pun sebagai biang keladi. Namun, mengingat di dalam Lapas strukturnya paten, sangat tidak mungkin tak ada oknum pejabat Lapas yang turut bermain dalam operasi tersebut.

Pelaksana harian Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Bambang Krisbanu, pun menduga hal yang sama. Sebagai antisipasi, dalam waktu dekat ia akan menyiapkan strategi khusus menekan peredaran narkotika di Lapas.

"Ini tidak main-main. Siapa yang bersalah, tindak tegas, siapa yang kecenderungan bermain," kata Bambang.

Temuan barang haram tersebut merupakan pengembangan aparat Direktorat IV Tindak Pidana Narkotika Mabes Polri dari tiga kasus narkoba sebelumnya. Berdasarkan penelusuran, narkoba berasal Lapas Narkotika Cipinang. Barang bukti itu pun dibawa Laboratorium Forensik Mabes Polri untuk dilihat jenis dan ukurannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com