Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Ipda Dwiyatna: Hati-hati di Jalan, Sedang Rawan

Kompas.com - 07/08/2013, 16:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebelum tewas ditembak, Ipda Dwiyatna (50) selalu berpesan kepada putra sulungnya, Bripda Eko Widiyantoro (21), untuk berhati-hati di jalan. Siapa sangka Dwiyatna justru menghadapi maut dalam perjalanannya sebelum bertugas.

Sebagaimana pesan ayahnya, Eko mengikuti jejak sang ayah dengan menjadi polisi. Dwiyatna bertugas di Unit Bina Masyarakat Polsek Cilandak, sementara Eko menjadi anggota Samapta Bhayangkara Polda Metro Jaya.

Eko menuturkan, dalam beberapa hari terakhir, ayahnya selalu berpesan untuk berhati-hati. "Biasanya kalau saya berangkat, bapak selalu berpesan untuk hati-hati di jalan karena kondisi saat ini sedang rawan," kata Eko di sela-sela pengajian alharhum Dwiyatna di rumahnya, Jalan Alam Segar, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (7/8/2013) siang.

Dwiyatna tewas setelah ditembak orang tak dikenal dalam perjalanannya menuju Masjid Raya Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu sekitar pukul 05.00. Penembakan itu terjadi di Jalan Otista, Ciputat, kira-kira 200 meter sebelum Masjid Raya Lebak Bulus. Saat itu, Eko tengah bertugas. Karena telepon selulernya mati, ia tak segera mengetahui kejadian tersebut. Betapa terkejutnya Eko ketika ia mengisi ulang baterai ponsel dan mendapat kabar duka tersebut.

"Ternyata isinya sudah telepon, BBM, dan SMS dari keluarga, mengabarkan kalau bapak sudah tidak ada," kata Eko. Pria bertubuh tegap itu langsung terkejut, panik, dan langsung ke Rumah Sakit Sari Asih, tempat ayahnya diberikan pertolongan pertama.

Almarhum Dwiyatna meninggalkan seorang istri, Warsih, dan tiga orang anak. Selain Eko, Diwyatna dan Warsih dikaruniai putri bernama Risa Dwiwardhani (20) dan anak bungsu bernama Krisna Alinggaputra. Karena meninggal saat menjalankan tugas, Dwiyatna memperoleh kenaikan tingkat dari jabatan sebelumnya, Aiptu, menjadi Ipda Anumerta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com