Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Mereka, Tak Libur Saat Lebaran Sudah Biasa

Kompas.com - 08/08/2013, 13:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak ada yang berubah di Markas Petugas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Kamis (8/8/2013) pagi. Tidak soal bila hari ini adalah hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah, suasana di ruangan yang lebih mirip dengan garasi tersebut tak ubahnya seperti hari-hari biasanya.

Belasan petugas pemadam berpakaian lengkap asyik berbincang di ruang tengah dengan televisi dibiarkan menyala. Kopi, teh, dan tumpukan kulit kacang tersaji di meja tengah ruangan itu. Mereka asyik bersenda gurau di tengah belasan mobil pemadam kebakaran di sekeliling mereka.

"Ya, beginilah kalau Lebaran di sini, paling bedanya ada ketupat sama opor doang. Sisanya mah sama saja," ujar Nyaman (43) membuka obrolan saat Kompas.com datang ke markasnya.

"Kalau ada bunyi sirene, baru deh loncat semua," candanya sambil membuka tutup panci berisi potongan ayam opor yang masih hangat.

Nyaman adalah perwira piket Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur yang bertugas pada hari Lebaran ini. Tak hanya Nyaman, sebanyak 40 personel pemadam kebakaran lainnya juga memiliki tanggung jawab yang sama di tengah hari kemenangan bagi umat Muslim itu. Mereka harus mengantisipasi adanya bencana kebakaran yang bisa menimpa warga Jakarta sewaktu-waktu.

Seusai shalat Id bersama tiga anak dan satu istri di rumahnya, Rumah Susun Ciracas, Jakarta Timur, Nyaman bergegas ke markas demi tugas. Lebaran tahun ini, diakui Nyaman, merupakan Lebaran ke-13 ia tak berkumpul dengan keluarga. Di tengah kemeriahan silaturahim, maaf-maafan, Nyaman memantau adanya laporan titik api.

"Mau enggak mau, senang enggak senang, ya harus masuk. Namanya kewajiban dan tugas," lanjutnya.

Pria asal Cilacap, Jawa Tengah, tersebut menjelaskan, di instansi tempat ia bekerja, memang membutuhkan loyalitas yang prima. Selalu siap, sigap, dan cepat merupakan prinsip kerjanya. Pantang pulang sebelum padam merupakan motonya. Tuntutan kerja itu hanya memberi sedikit kelonggaran personelnya untuk ber-Lebaran bersama keluarga.

"Kebijakannya, satu sektor tiga orang yang boleh cuti. Di Jakarta Timur ada 10 sektor. Jadi rebutan tuh, biasanya sih prioritas yang tua. Kalau saya, perwira piket ya stand by terus," ujarnya.

Untuk urusan silaturahim, pria yang 13 tahun lalu sempat menjadi kepala gudang di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu mengaku tak menjadi masalah. Jika rindu anak-istri yang setiap Lebaran berkumpul bersama saudaranya di daerah Cawang, ia mengatasinya melalui sambungan telepon. Perkembangan zaman kian memudahkan silaturahimnya dengan sanak saudara tercinta.

Meski sudah lama tak merayakan Idul Fitri bersama orang-orang terkasih, Nyaman mengaku tetap nyaman. Pelatihan pemadam kebakaran serta panggilannya mengabdi ke masyarakat membuatnya tetap nyaman, memantau perangkat komunikasi, mengerahkan personel, mengejar api, memadamkannya, bahkan tanpa ucapan terima kasih.

"Jangan kira ini luar biasa. Bagi kita ini sudah biasa, namanya tugas dan panggilan," ujarnya.

Seusai berbincang dengan Kompas.com, Nyaman kembali duduk ke ruangannya sebelum sempat memeriksa kondisi beberapa kendaraan pemadam yang terparkir. Ia berharap tak ada laporan titik api di wilayah Ibu Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com