JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui bahwa ia tak seberani Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam menangani para pedagang kaki lima. Ia juga membantah tudingan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), yang menyebut dirinya menjadi tumbal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam menghadapi PKL Tanah Abang.
"Mana ada saya jadi tumbal, kok pakai disodor-sodorin, enggak ada. Itu namanya mau ngadu domba," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Ia mengaku bahwa ia tak memiliki keberanian seperti Jokowi. Basuki mengatakan, ia sering mengeluarkan pernyataan keras soal PKL Tanah Abang, tetapi hingga detik ini tak berani mengunjungi mereka secara langsung. Sementara itu, Jokowi sudah tiga kali meninjau Pasar Blok G Tanah Abang untuk memantau langsung kondisi pasar dan proses relokasi PKL di sana.
"Pak Jokowi lebih berani karena ke Tanah Abang. Kalau Ahok (sapaan akrab Basuki) enggak berani ke sana sampai hari ini. Takut aku, Ahok kan pengecut," kata Basuki.
APKLI menilai sikap Jokowi yang tidak menegur atau menghentikan sikap arogan Basuki menunjukkan bahwa Jokowi membiarkan wakilnya berbicara keras. Ketua Umum APKLI Ali Mahsun menilai Jokowi bermuka dua. Di satu sisi, Basuki disodorkan bermusuhan dengan PKL, tetapi Jokowi tidak menegurnya.
Cara-cara Basuki menghadapi PKL, menurut Ali, seperti Amerika Serikat yang melakukan agresi ke Irak. Dia mengatakan hal seperti itu tak pantas dilakukan oleh seorang pemimpin seharusnya mengayomi masyarakat, bukan menakut-takuti.
Tak hanya mengecam dan mengajukan somasi kepada Basuki, asosiasi PKL akan melayangkan surat ke Kementerian Dalam Negeri pada Kamis atau Jumat pekan ini. "Kita juga akan melaporkan ke Komnas HAM, Kepolisian, dan Pengadilan Jakarta Pusat," tutur Ali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.