Abu pasrah saat badan gempalnya terdorong-dorong kerumunan massa di lantai 4 Blok G, tempat verifikasi PKL yang sudah mendaftar, Selasa (13/8/2013) siang. Kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jelas mengganggu proses verifikasi yang hendak ditempuh oleh Abu.
Kepada Kompas.com, pria yang sudah lebih dari 30 tahun berjualan sandal di Jalan Kebon Jati itu mengutarakan kegelisahan pindah ke lapak baru. Bermula saat pria Padang, Sumatera Barat, itu mendaftar ke Blok G pada pertengahan Ramadhan silam dengan modal KTP Jakarta disertai selembar KK.
"Enggak ada pilihan lain. Harus daftar ke sini, daripada digusur. Saya ikut pemerintah saja," ujarnya.
Banyak pedagang kaki lima yang sebelumnya sempat berjualan di Blok G dan akhirnya kembali ke jalan akibat sepi pengunjung. Namun, Abu bukan salah satu dari mereka. Ia hanya mendengar cerita-cerita dari rekan PKL-nya mengenai situasi di Blok G itu.
"Makanya, kita belum tahu (di Blok G ramai pengunjung atau tidak). Kita adu peruntungan sajalah. Mudah-mudahan Allah kasih kita jalan," harapnya.
Ingin sekali Abu mengutarakan kegelisahannya itu langsung kepada orang nomor satu di Jakarta. Namun, langkah sang gubernur yang terlalu cepat serta kerumunan orang yang selalu menyertainya membuat Abu mengurungkan niat.
Kebutuhan "sambil lewat"
Kegelisahan Abu cukup beralasan. Irnawati (38), salah seorang warga, mengatakan bahwa pembeli dagangan para PKL itu bukan seperti pembeli barang grosiran yang telah direncanakan sebelumnya. Kebanyakan, pembeli dagangan PKL adalah warga yang melintas di tepi jalan tersebut.
"Kayak saya, mau ke Stasiun Tanah Abang. Makanya lewat sini (Jalan Kebon Jati). Kalau lagi butuh apa-apa, tinggal mampir ke sini aja," ujarnya sambil menunjuk bekas lapak PKL tepi jalan itu.
Wanita yang tinggal di Bekasi dan bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta di bilangan Harmoni itu mengatakan, barang-barang yang didagangkan PKL bukan kebutuhan utama. Misalnya sandal, jilbab, dan remote TV. Ia ragu apakah pemindahan PKL ke dalam bangunan tertutup dapat menarik pembeli.
"Apa mau pembeli rela naik ke lantai tiga, lantai empat, cuma untuk membeli remote TV. Barang begitu kan istilahnya sambil lewat, dibeli," ujarnya.
Infrastruktur dan promosi
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yakin Blok G akan diserbu pembeli. Menurutnya, ketersediaan infrastuktur yang baik disertai promosi yang tepat dapat membuat PKL tersenyum lebar. Di segi infrastruktur, Jokowi telah mengerahkan beberapa instansi terkait untuk melakukan penataan.
Pembenahan saluran air dan penataan taman dilakukan suku dinas terkait di Jakarta Pusat. Sementara itu, pembangunan gerbang utama serta tangga penghubung jalan langsung ke lantai dua, agar memudahkan akses pembeli ke dagangan para PKL, rencananya rampung pada bulan ini oleh PD Pasar Jaya.
"Kalau perlu kita promosikan setiap hari. Di sana ada produk apa saja, itu yang diusung," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.