Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adu Peruntungan di Blok G Pasar Tanah Abang...

Kompas.com - 14/08/2013, 07:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hidup di tempat baru tentu tidak mudah, terutama bagi pedagang. Hal itu yang dirasakan Abu Bakar (53), salah seorang pedagang kaki lima yang direlokasi dari tepi Jalan Kebon Jati ke dalam Blok G Pasar Tanah Abang.

Abu pasrah saat badan gempalnya terdorong-dorong kerumunan massa di lantai 4 Blok G, tempat verifikasi PKL yang sudah mendaftar, Selasa (13/8/2013) siang. Kedatangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo jelas mengganggu proses verifikasi yang hendak ditempuh oleh Abu.

Kepada Kompas.com, pria yang sudah lebih dari 30 tahun berjualan sandal di Jalan Kebon Jati itu mengutarakan kegelisahan pindah ke lapak baru. Bermula saat pria Padang, Sumatera Barat, itu mendaftar ke Blok G pada pertengahan Ramadhan silam dengan modal KTP Jakarta disertai selembar KK.

"Enggak ada pilihan lain. Harus daftar ke sini, daripada digusur. Saya ikut pemerintah saja," ujarnya.

Banyak pedagang kaki lima yang sebelumnya sempat berjualan di Blok G dan akhirnya kembali ke jalan akibat sepi pengunjung. Namun, Abu bukan salah satu dari mereka. Ia hanya mendengar cerita-cerita dari rekan PKL-nya mengenai situasi di Blok G itu.

"Makanya, kita belum tahu (di Blok G ramai pengunjung atau tidak). Kita adu peruntungan sajalah. Mudah-mudahan Allah kasih kita jalan," harapnya.

Ingin sekali Abu mengutarakan kegelisahannya itu langsung kepada orang nomor satu di Jakarta. Namun, langkah sang gubernur yang terlalu cepat serta kerumunan orang yang selalu menyertainya membuat Abu mengurungkan niat.

Kebutuhan "sambil lewat"

Kegelisahan Abu cukup beralasan. Irnawati (38), salah seorang warga, mengatakan bahwa pembeli dagangan para PKL itu bukan seperti pembeli barang grosiran yang telah direncanakan sebelumnya. Kebanyakan, pembeli dagangan PKL adalah warga yang melintas di tepi jalan tersebut.

"Kayak saya, mau ke Stasiun Tanah Abang. Makanya lewat sini (Jalan Kebon Jati). Kalau lagi butuh apa-apa, tinggal mampir ke sini aja," ujarnya sambil menunjuk bekas lapak PKL tepi jalan itu.

Wanita yang tinggal di Bekasi dan bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta di bilangan Harmoni itu mengatakan, barang-barang yang didagangkan PKL bukan kebutuhan utama. Misalnya sandal, jilbab, dan remote TV. Ia ragu apakah pemindahan PKL ke dalam bangunan tertutup dapat menarik pembeli.

"Apa mau pembeli rela naik ke lantai tiga, lantai empat, cuma untuk membeli remote TV. Barang begitu kan istilahnya sambil lewat, dibeli," ujarnya.

Infrastruktur dan promosi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yakin Blok G akan diserbu pembeli. Menurutnya, ketersediaan infrastuktur yang baik disertai promosi yang tepat dapat membuat PKL tersenyum lebar. Di segi infrastruktur, Jokowi telah mengerahkan beberapa instansi terkait untuk melakukan penataan.

Pembenahan saluran air dan penataan taman dilakukan suku dinas terkait di Jakarta Pusat. Sementara itu, pembangunan gerbang utama serta tangga penghubung jalan langsung ke lantai dua, agar memudahkan akses pembeli ke dagangan para PKL, rencananya rampung pada bulan ini oleh PD Pasar Jaya.

"Kalau perlu kita promosikan setiap hari. Di sana ada produk apa saja, itu yang diusung," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com