Pantauan Kompas.com, puluhan warga membentangkan spanduk berisi tuntutan, yakni "Penggusuran rumah tanpa izin adalah penjajahan, maka lawan!!!".
Mereka berjalan melintasi tepi jalan taman barat Waduk Pluit. Aksi itu menarik perhatian pengunjung waduk yang tengah menunggu acara peresmian taman.
Roni Ibrahim, Ketua RT 19, mengatakan, aksi itu dilakukan karena ada isu penggusuran lahan yang dihuni warga pada akhir bulan Agustus 2013 ini. Warga menganggap, jika benar-benar terjadi, hal itu merupakan pelanggaran dialog warga dengan Gubernur beberapa waktu lalu.
"Jokowi janji dua tahun baru digusur, nunggu rusun jadi. Nggak tahunya ada penggusuran, jelas kami menolak penggusuran itu," ujarnya.
Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung cepat, hanya sekitar 5 menit. Unjuk rasa itu digelar sebelum acara peresmian taman tersebut oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan normalisasi waduk sekaligus penataan kawasan di sekitarnya. Hingga empat bulan program itu berlangsung, pengerukan telah berjalan sekitar 30 persen.
Dari empat sisi waduk, baru sisi barat saja yang lahannya berhasil dibebaskan dan dibuat ruang terbuka hijau. Taman sisi barat itu memiliki luas 5 hektar dengan pembagian 1 hektar untuk instalasi pengolahan air limbah, 2 hektar untuk ruang penyerapan air, dan 2 hektar untuk pembangunan taman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.