Kepada wartawan, seusai peresmian Taman Kota sisi barat Waduk Pluit, Sabtu (17/8/2013) siang, Jokowi mengaku hanya ingin menunjukkan bahwa normalisasi dan penataan membuat waduk jadi bersih serta sesuai dengan fungsinya.
"Nanti kalau sudah betul-betul bersih dari sampah, air bisa dipakai untuk semua hal, menjadi sumber air baku, daerah resapan, rekreasi, bisa dong, kenapa tidak?" ujarnya.
Lantas, bagaimana dengan pernyataan warga boleh berenang di Waduk Pluit tersebut? "Sekarang mau berenang boleh, kok. Paling gatel-gatel dikit," lanjut Jokowi sambil diiringi tawa.
Waduk Pluit merupakan hilir dari 9 saluran yang ada di Jakarta. Empat berupa sungai besar, yakni Kali Pakin, Kali Besar, Kali Ciliwung, Kali Angke, dan lima saluran penghubung, yakni Pluit Raya, Pluit Permai, Pluit Utara, Muara Baru, dan Gedong Panjang. Setelah itu, air dialirkan ke laut.
Namun, lantaran endapan waduk menebal, luas waduk dimakan oleh permukiman, serta banyak tanaman eceng gondok, kapasitas waduk tak sesuai dengan penerimaan air. Maka, pada Januari 2013 lalu, air waduk meluap dan merendam wilayah di sekelilingnya.
Jokowi mengatakan, sejak empat bulan proses pengerukan, proyek telah diselesaikan sekitar 20 persennya. Namun menurut Heriyanto, Koordinator Normalisasi Pascabencana Waduk Pluit, proyek ini baru selesai 10 persen lebih. Dari kedalaman dua meter, Heriyanto ingin memperdalam hingga 10 meter.
"Bisa lima kali lipat tampungan air di dalam sini. Air yang dari mana-mana tertampung semuanya, kalau penuh tinggal dibuang ke laut," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.