Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penembakan, Polisi dan Simbolnya Kehilangan Wibawa

Kompas.com - 18/08/2013, 13:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus penembakan terhadap polisi berseragam menunjukkan seragam sebagai salah satu simbol polisi sudah tidak lagi ditakuti. Tidak ditakutinya polisi beserta simbolnya karena polisi sudah kehilangan kewibawaan. Demikian disampaikan Ketua Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane.

Menurutnya, di luar kasus penembakan polisi berseragam, masih banyak kasus-kasus lain di Indonesia yang menunjukan kewibawaan polisi beserta simbolnya sudah menurun. "Dalam tiga tahun ini, kasus pembakaran terhadap kantor polisi cenderung meningkat," katanya saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (17/8/2013).

Selain kasus penembakan polisi dan pembakaran kantor polisi, Neta juga mengungkapkan bahwa kasus yang meningkat dalam tiga tahun terakhir ini adalah pengeroyokan terhadap polisi. "Ada polisi akan menangkap bandar togel, masyarakat setempat bukannya mendukung upaya polisi, justru anggota polisi yang dikeroyok masyarakat. Polisi bertindak represif, masyarakat membalas bertindak anarkistis," ungkapnya.

Neta juga menyinggung kasus dirampoknya dua anggota Polsek Kemayoran, Brigadir Elvin dan Briptu Ricky di Jalan Damar, Kebon Kosong, Kemayoran, oleh empat orang bersenjata tajam pada Selasa (6/8/2013). Saat itu, kedua anggota polisi tersebut sedang patroli keliling dengan sepeda motor.

"Polisi sedang bertugas saja bisa dirampok. Meskipun akhirnya pelaku tewas ditembak, tapi ada yang berniat merampok saat polisi sedang bertugas. Ini kan menunjukkan tidak adanya lagi ketakutan terhadap polisi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com