Selain banyak eceng gondok yang tumbuh, sampah rumah tangga terlihat mengumpul dan dibiarkan di beberapa lokasi permukiman warga yang berada di tepian kawasan waduk. Selain bangunan permanen, warga juga ada yang mendirikan tempat tinggal bermaterial kayu bermodel rumah panggung yang bisa dijumpai di sekitar tepian waduk.
Air yang berada di waduk itu sudah dalam kondisi yang memprihatinkan dan berwarna gelap. Terlihat beberapa WC tradisional yang dibangun warga dengan jembatan kecil menjulur di sekitar tepian waduk layaknya di empang.
"Ya, ada juga sih, tapi kalau sampah itu yang banyakan eceng gondok itu," kata Wakil Ketua RW 15, Mufli Ardi, kepada Kompas.com, Senin (19/8/2013).
Mufli melanjutkan, rencana normalisasi waduk awalnya merupakan program pembersihan dan pengerukan kedalaman air serta penanggulangan banjir. Pasalnya, kondisi waduk memang dalam keadaan tidak terawat akibat jarang dibersihkan dan mengalami pendangkalan.
"Akibat dangkal, kan sering banjir. Cuma enggak terlalu kayak dulu semeteran. Biasanya yang banjir lima tahunan itu," ujar Mufli.
Dengan rencana Pemprov DKI Jakarta melakukan normalisasi kawasan tersebut, Mufli mengatakan, sebagian warga pasrah. Namun, warga menolak uang kerahiman Rp 1.000.000 sebagai ganti rugi tempat tinggal warga yang dinilai tidak sebanding dengan biaya warga membangun rumah.
"Tapi apa bisa kira-kira jangan digusur karena itu kan programnya Jokowi yang rencananya untuk pembangunan taman. Kalau emang bisa dicegah sih warga lebih senang," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.