Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miras "Maut" Oplosan Renggut 10 Nyawa

Kompas.com - 22/08/2013, 08:46 WIB
Estu Suryowati,
Dian Fath Risalah El Anshari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Hanya berawal dari miras oplosan yang dibuat oleh tukang jamu bernama Rendy (49), sepuluh orang kehilangan nyawa. Malaikat maut menjemput satu per satu dari mereka di RS Islam Cempaka Putih.

Awalnya, Maulana Ishak (20), Adi Ferdinan (26), Suaifudin (32), Sopar (32), Sutrisno (33), Sofyan (35), Maripin (35), Joko Pitono (39), Musthofa (27), dan Zaenudin (31) ramai-ramai mendatangi warung jamu Rendy yang berada di Jalan Remaja III, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Sabtu (17/8/2013) dini hari. Mereka memang pelanggan di warung tersebut.

Menurut Kapolsek Kemayoran Kompol Marupa Sagala, Rendy telah meramu miras oplosan itu pada Jumat (16/8/2013). Kemudian, dia memasukkan miras itu ke dalam kantong plastik dan dijual Rp 10.000.

Melihat ada kantong miras, sepuluh orang itu kemudian membeli dan menikmati miras oplosan ala Rendy itu di warung tersebut. Baru pada Sabtu pagi, satu per satu pulang ke rumah masing-masing, salah seorang di antaranya Sopar.

Menurut Dewi, istri Sopar, suaminya tidak pulang karena ikut malam Agustusan. Dia baru kembali ke rumah pada pukul 11.00 siang. Saat itu, kata dia, Sopar masih sehat, bahkan sempat jalan keluar bersamanya.

"Sabtu malam, setelah pulang, Sopar merasa badannya tidak enak. Saya kira masuk angin jadi saya kerokin, masih belum sembuh penyakitnya langsung saya kasih Paramex, malah makin jadi penyakitnya muntah-muntah sampai keringat dingin, matanya kunang-kunang, akhirnya saya bawa ke dokter," tutur Dewi di Mapolsek Kemayoran, Rabu (21/8/2013).

Dewi membawa Sopar ke dokter pada Minggu (18/8/2013). Menurut dokter, suaminya dalam keadaan sehat. Hanya lambungnya saja yang sakit sehingga diberi obat lambung. Namun, setelah diberi obat, penglihatan suaminya malah tak berfungsi.

"Mata saya gelap nih tidak melihat," kata Dewi menceritakan keluhan Sopar. "Dia minta dinyalain televisi, tetap tidak bisa melihat. Dia juga minta pakai kacamata. Dia juga muntah terus, kepalanya juga berat dan mata tidak bisa melihat. Sampai ditensi 179, padahal dia tidak punya darah tinggi," tutur Dewi.

Dewi kemudian membawa suaminya ke puskesmas, yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta. Setelah sampai di rumah sakit, ternyata Sopar merupakan korban ketujuh yang mengalami kejadian yang sama.

Korban lainnya, Sutrisno (33), juga mengalami gejala muntah-muntah seperti yang dialami Sopar. Menurut adiknya, Sutono, Sutrisno meminum miras yang dibawa oleh temannya pada Sabtu pukul 00.00. Kemudian, bersama temannya, Sutrisno meminum miras tersebut di pinggir Jalan Bungur IX.

Saat pulang ke rumah pada Minggu (18/8/2013) siang, Sutrisno muntah-muntah. Dia pun dibawa ke Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Sutrisno meninggal pukul 19.00.

Setelah mengetahui adanya kejadian ini, polisi langsung menangkap Rendy yang meracik minuman tersebut sekaligus pemilik warung. Berdasarkan keterangan Rendy, dia mencampur beberapa bahan, seperti susu encer, alkohol, anggur, beras kencur, dan air putih untuk membuat miras oplosan tersebut. Setelah itu, barulah Rendy memasukkan miras oplosan itu ke jeriken. Adapun beras kencur yang ia campurkan sudah kedaluwarsa dua tahun.

"Pelaku mendapatkan bahan kimia itu di toko kimia di daerah Galur, Jakarta Pusat. Pelaku menjual miras dengan harga murah. Jadi selalu ramai oleh anak ABG," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Rachmat. Hingga saat ini, pihaknya masih terus menyelidiki kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com