JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Joko Widodo memiliki mimpi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia ingin kawasan tersebut menjadi sentra primer usaha kecil menengah serta usaha rumah tangga di semua penjuru daerah Indonesia.

"Kita ingin semuanya ada. Busana muslim, batik, handycraft. Pokoknya jadi sentra usaha mikro," ujarnya di Balaikota pada Jumat (23/8/2013).

Menurut Jokowi, tak bisa mewujudkan mimpi itu jika pengelolaannya masih terpencar-pencar. Oleh sebab itu, dia berkomitmen akan menyatukan pengelolaan blok-blok di Pasar Tanah Abang menjadi satu, di bawah Pemerintah Provinsi Jakarta.

Jika pengelolaannya terpadu dan terpimpin, Jokowi memiliki prospek pengembangan usaha dari hanya sebagai pusat grosir dan wisata belanja, menjadi komoditas ekspor ke belahan dunia lain.

"Segmennya berbeda-beda. Misalnya yang murah kita ekspor ke Afrika. Yang menengah ke Australia. Pasti ada caranya entah gimana," lanjutnya.

Jokowi pun memastikan, untuk menggenapi mimpinya tersebut, selain menyatukan pengelolaan, juga harus dilakukan beberapa penyempurnaan kawasan. Baik fasilitas, penambahan jenis pedagang yang berbeda, menguatkan sisi keamanan bagi para pengunjung serta mengembangkan brand.

Jokowi menjelaskan, nantinya seluruh blok di Pasar Tanah Abang akan terhubung satu sama lain dengan jembatan penghubung. Fasilitas di semua blok pun akan diperbaiki. Apalagi, khusus di Blok G, Jokowi akan menggelar musik rakyat agar pengunjung tertarik membeli di tempat relokasi PKL.

"Intinya usaha kecil, rumah tangga, perlu ruang pamer. Mereka perlu ruang memasarkan produk. Tidak hanya di mall saja yang seperti itu. Perlu ad adanya fasilitas yang mendukung," jelas Jokowi.

PD Pasar Jaya siap

Soal pemeliharaan kawasan, Jokowi menegaskan dirinya hanya sebatas konseptor. Pihak yang menjadi ujung tombak tak lain yakni PD Pasar Jaya. Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis mengapresiasi positif rencana gubernur terhadap kawasan Pasar Tanah Abang, kawasan perdagangan terbesar se-Asia Tenggara tersebut.

Saat ini pun pihaknya bekerja keras membenahi semua fasilitas, khususnya kios tempat berdagang itu. "Kami siap melaksanakan. Sekarang masih terus pembenahan. Kita perkirakan empat atau lima tahun lagi itu baru butuh perawatan," ujar Djangga.

Hingga saat ini, masih tersisa 340 dari 1.100 kios dalam Blok G Pasar Tanah Abang yang belum diisi pedagang kaki lima (PKL). Pedagang yang mengisi tempat itu pun harus tetap melewati prosedur.

Pedagang yang lolos verifikasi dan telah diundi tentu sudah bisa berjualan. Tapi, bagi yang belum memenuhi syarat itu tentu belum bisa berjualan.